Meretas Permasalahan Islam di Dunia

Santri Beprestasi

Pada saat ini perkembangan zaman semakin dinamis, segala bidang  mengalami perubahan yang kadang pula berpengaruh kepada hal-hal yang negative. Perkembangan zaman yang membawa evolusi  baik yang bersifat positif maupun negatif  harus disikapi dengan bijaksana, bagaimapun umat islam akan dihadapkan terhadap masalah-masalah tersebut. Seharusnya kita berpikir bagaimana caranya di era gloalisasi ini perkembangan dapat membawa memberikan peradaban yang besar bagi perkembangan islam.

Untuk itu diperlukan kehadiran santri yang berprestasi guna mewarnai perkembangan zaman yang dinamis ini, kehadiran seorang santri yang berprestasi sangat diperlukan untuk mewarnai  dimana ia tinggal.Tapi untuk menjadi santri yang berprestasi  tidak mudah kita ucapkan karena ada beberapa kreteria tertentu yang harus didapatkan melalui kesabaran dan kerja keras.

Langkah awal keprestasian seorang  santri dapat tercerminkan kedalaman spiritualnya. Santri yang mempunyai kedalaman spiritual akan menjadi seorang yang gemar  mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai macam metode, baik dengan ibadah  sunnah, dzikir, muhasabah, dan lain-lain sehinngga ia menjadi seorang pribadi yang terididik rohaninya dan mematuhi apa yang dianjurkan oleh agama dan menjauhi apa yang dilarang agama.


Anjuran untuk memperdalam spiritual sebagaimana yang terdapat Allah SWT:
Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. ( Al-Baqarah:214)

Ayat tersebut memberi penjelasan kepada kita semua betapa pentingnya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT pertolongan akan selalu berpihak kepada kita semua.

Tujuan pendidikan spiritual ialah agar ia senantiasa melaksanakan perintah tuhan dengan penuh ketaatan dan ketawakalan. Karena selama ini ibadah kepada allah hanya dianggap untuk menghilangkan kewajiban saja, bagi seorang yang spiritual sudah mendalam ibadah bukan hanya menghilangkan kewajiban akan tetapi, sebagai jalan untuk berkomunikasi dengan Allah.

Pendalaman spiritual saja tidak cukup untuk menjadi santri yang berprestasi karena spiritual hanya mencakaup mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui bermacam metode, disamping itu seorang santri akan dihadapkan kepada lingkungan masyarakat yang serba beragam kebuyaannya. Nah untuk itu diperlukan pembekalan akhlak yang berbudi luhur guna mencapai hubungan harmonis ditengah-tengah lingkungan.

Artinya:..Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui....( Al-Baqarah:261)

Ayat tersebut memerintahkan kepada kita semua untuk  selalu berakhlak mulia dengan cara bersedekah baik kepada pembangunan masjid, perguruan tinggi, rumah sakit , bakti sosial, dan lain-lain. karena islam sendiri menganjurkan kepada umatnya untuk menjauhi sikap bakhil (Pelit).

Salah satu indikasi dari pada akhlak mulia ialah rendah hati sebagaimana firman Alla SWT:
Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.   (Al-Furqan:63)

Sikap rendah hati harus dimiliki seorang santri, karena islam sendiri sangat mengecam sikap sombong, sikap sombong akan membuat perilaku seorang tercela dan sulit mencapai kesuksesan. Sebagaimana firman Allah:
Artinya: Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung ( Al-Isra’:37)

Termasuk akhlak mulia yang harus dimiliki oleh santri adalah berjiwa penolong, karena berjiwa penolong akan saling mempererat tali persaudaraan sesama muslim, sebagaimana sabda rasul SAW:
Artinya: Orang mukmin bagi orang mukmin lainnya bagaikan bangunan, sebagian saling menguatkan 

yang lain.
Santri bukan hanya dicetak sebagai pribadi yang suka beribadah dan berpilaku saja, disamping itu juga santri dipersiapkan untuk menjadi seorang ilmuan. Untuk menuju kepada seorang ilmuan tersebut santri harus mempunyai wacana pengetahuan yang bervariasi dan luas, karena tuntutan untuk mencari pengetahuan sendiri telah ditegaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah:11)

Tentang macam-macam ilmu pengetahuan yang harus dikuasai tergantung bagi yang bersangkutan, asalkan sesuai dengan bakat dan minat, tapi yang jelas ilmu pengetahuan terbagi menjadi dua yaitu ilmu pengetahuan agama dan pengetahuan umum.

Pengetahuan agama menjadi pondasi dasar bagi santri, karena inti dari pada santri untuk memahami syari’at Allah SWT, adapun dasar-dasar  keilmuan agama yang harus dikuasa adalah ilmu fiqh, ushul fiqh, asawuf, kalam, dan ilmu alat.

Disamping itu tidak menutup kemungkinan bagi seorang santri harus menguasai pengetahuan umum, karena zaman semakin dinamis dan santri sendiri akan dihadapkan permasalahan di lingkungannya. Pengetahuan umum menjadi solusi untuk media menyelesaikan permasalahan yang berkenaan dengan masalah duniawi termasuk kebutuhan hidup dalam keseharian. Karena rasul telah mempertegas “ Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka baginya wajib mempunyai ilmu dunia”.

Untuk menunjukkan keprestasian seorang santri lebih lanjut seorang santri harus mempunyai keterampilan, karena keterampilan merupakan jalan untuk berpartisipasi dalam kehidupan kesehariaannya dilingkungan dimana ia hidup. Nah Untuk menjadi pribadi yang berketerampilan tersebut tentunya sangat berkaitan dengan bakat yang dibawa semenjak lahir. Bakat yang ada hendaklah digali dan dikembangkan.

Untuk mencetak santri yang berprestasi seharusnya menjadi perhatian semua lembaga pendidikan baik pesantren maupun madrasah. Pendidikan islam yang paling idealis adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Qordawi adalah

“Pendidikan islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan aman  maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya”

Jika lembaga-lembaga pendidikan islam memakai konsep yang dikatakan oleh Imam Qardawi niscaya ia akan mencetak peserta didik yang berprestasi yaitu kedalaman spiritual berakhlak mulia, berilmu, dan berketerampilan, sehingga dalam pertumbuhan zaman yang semakin dinamis ini umat islam dapat membangun peradaban.[]






Tag : Writing Day
Back To Top