Meretas Permasalahan Islam di Dunia

Peranan Kepala Madrasah Dalam Pendidikan


Adapun sebagai usaha kepala madrasah dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam di antaranya adalah melakukan pembaharuan pendidikan di madrasah;
a.       Pengembangan administrasi kurikulum
Kurikulum adalah serangkaian kegiatan dan pengalaman belajar yang direncanakan, diorganisasikan dan diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Penyusunan suatu program pendidikan di sekolah bergantung kepada nilai-nilai, teori, yang bertalian pada tujuan, sifat dan pengajaran pengetahuan serta konsep tentang belajar, dimana ketiga komponen ini saling berhubungan.59 Kegiatan administrasi sekolah diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan yaitu tujuan pendidikan yang tergambar dalam kurikulum sekolah masing-masing, lebih jelas sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Ngalim Purwanto sebagai berikut:
Administrasi kurikulum mencakup penyususnan kurikulum pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti antara lain pembagian tugas mengajar pada guru, penyusunan silabus atau rencana pengajaran harian dan mingguan

Kegiatan administrasi kurikulum secara rinci dapat dikerjakan dalam kegiatan sebagai berikut:
1)         Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, meliputi:
a)   Pembagian tugas mengajar
b)   Pembagian atau tanggung jawab dalam membina ekstrakurikuler
c)   Koordinasi penyusunan persiapan mengajar
2)                 Kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, meliputi:
a)   Penyusunan jadwal mengajar
b)  Penyusunan program berdasarkan satuan waktu
c)   Penyusunan daftar kemajuan murid
d)  Penyelenggaraan evaluasi belajar
e)   Laporan evaluasi
f)    Kegiatan bimbingan dan penyuluhan.60
Dengan demikian kurikulum suatu sekolah pada dasarnya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Apabila tujuan pendidikan tidak atau kurang berhasil orang akan cenderung untuk meninjau kembali kurikulum. Karena kurikulumnyalah yang berkaitan dengan tujuan pendidikan, kualitas pendidikan dan relevansi hasil pendidikan dengan masyarakat yang ada. Kurikulum yang tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat serta tenaga kerja perlu ditinjau dan direnovasi.
Dalam melaksanakan kurikulum yang begitu luas ini, kepala madrasah sebagai supervisor harus mampu mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada guru dan mengawasinya serta dapat menciptakan iklim kerjasama yang harmonis dan saling bertanggung jawab atas tugas masing-masing
b.      Pengembangan sarana prasarana
Suatu proses mungkin tidak akan berhasil dengan mengabaikan adanya sarana dan prasarana. Kalaupun ada bukanlah keberhasilan yang sempurna. Dengan kenyataan inilah dapat dikatakan bahwa sarana dan prasarananya mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Sarana sekolah adalah semua peralatan dan perlengkapan yang langsung di gunakan dalam proses atau kegiatan pendidikan misalnya gedung sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain sebagainya.
Sedangkan prasarana adalah merupakan bagian dari semua komponen yang secara tidak langsung menunjang proses belajar mengajar atau proses pendidikan sekolah misalnya tata tertib sekolah, jalan menuju kesekolah dan lain sebagainya. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari alat pendidikan yang sangat penting guna menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu sekali adanya pengelolaan pendidikan yang baik, sebagaimana dikatakan bahwa suatu sekolah dapat berhasil atau berjalan dengan baik dan lancar apabila pengelolaan sarana dan prasarana itu baik.61
Kemudian agar sekolah itu agar dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka menunjang proses belajar dan mengajar pendidikan dengan baik, di harapkan adanya sarana dan prasarana sebagai berikut;
1)      Ruang belajar
2)      Ruang perpustakaan
3)      Ruang laboratorium
4)      Ruang ketrampilan
5)      Ruang kesenian
6)      Ruang usaha kesehatan sekolah (UKS)
7)      Fasilitas olah raga
8)      Ruang bimbingan dan penyuluhan (BP)
9)      Ruang kepala sekolah
10)  Ruang administrasi
11)  Ruang guru
12)  Ruang koperasi, kafetaria, serta
13)  Ruang-ruang lain sesuai dengan kebutuhan.62
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
1)   Pendidik
Dalam dunia pendidikan Islam, pendidikan adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.
Pendidik sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan perlu ditingkatkan kualitasnya, yang dapat dilakukan melalui antara lain:
a)      Mengaktifkan pendidik. Keaktifan pendidik atau guru ini sangatlah penting, sebab berjalan atau tidaknya program pendidikan dimadrasah berada dalam tangan guru atau pendidik.
b)      Meningkatkan pengetahuan dalam hal yang ada hubungannya dengan profesi, bersamaan dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta pola kehidupan masyarakat. Pendidik dituntut untuk selalu bisa mengikuti perkembangan pengetahuan yang ada, yang dapat dijadikan bekal untuk mendidik siswa-siswi yang kelak akan hidup pada zamannya sendiri.
c)      Mengadakan musyawarah atau rapat
Musyawarah atau rapat merupakan forum bagi para guru untuk menyelesaikan problem-problem yang dihadapi dalam kaitannya dengan program pendidikan dan pengajaran. Sehingga forum ini pun turut menunjang usaha untuk meningkatkan kualitas lulusan yang dilakukan oleh pihak madrasah.
d)     Mengadakan studi komperatif
Studi ini dilaksanakan degan mengadakan lawatan atau kunjungan ke madrasah lain yang lebih maju dan kompeten baik dalam bidang akademik maupun bidang administrasi madrasah.
Selain dari itu, yang harus dilakukan oleh seorang pendidik untuk mendapatkan hasil yang berkualitas dalam mengajar seorang pendidik harus mempunyai cita-cita tertentu. Seperti memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengembangkan profesionalisme, dan selalu membangkitkan minat siswa untuk belajar.
2)      Siswa
Dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam, maka tidak lepas dari peserta didik. Peserta didik merupakan individu yang selalu bertumpu dan berkembang. Untuk itu agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara aktif maka pendidik perlu memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hakikat peserta didik sehingga dalam melaksanakan pendidikan tidak mengalami kesulitan. Sehingga usaha-usaha yang akan dilakukan adalah seperti mengaktifkan peserta didik, membentuk kelompok belajar, mengadakan ekstra kurikuler, mengadakan pengalaman langsung.
3)      Pegawai
Dalam lembaga pedidikan, tenaga kerja aaupegawai dapat dibedakan menjadi dua kelompok sebagai berikut:
a)      Tenaga teknis atau tenaga profesional atau tenaga edukatif, yakni personal pelaksana proses belajar mengajar dan kegiatan kependidikan lainnya.
b)      Tenaga administrativ atau tenaga non edukatif, yakni personel yang tidak langsung bertugas mewujudkan proses belajar mengajar, antara lain meliputi pegwai tata usaha, pegawai laboratorium, keuangan, sopir, pesuruh, jaga malam, pegawai perpustakaan dan lain-lain.63
Dalam rangka meningkatkan efisien kerja, masalah pembinaan pegawai menempati kedudukan yang penting, program pembinaan pegawai meliputi aspek yang cukup luas antara lain mengenai peningkatan kemmpuan kerjanya, peningkatan dedikasi, moral dan disiplin kerja pengarahan dan pembentukan motif kerja yang objektif. Peningkatan kemampuan dan kemahiran kerja dapat ditempuh dengan jalan menambah pengetahuan dan laihan-latihan bagi para personal melalui penataran/ up-grading, tugas belajar, latihan kerja (job training) dilingkungan sendiri atau lingkungan lain dan didalam atau diluar negeri. Program peningkatan kemampuan kerja harus diarahkan untuk:
1)     Memungkinkan tenaga kerja yang tersedia dipergunakan secara berdaya gunan dan berhasil guna
2)     Menciptakan hubungan kerja yang menyenangkan dan produktif dalam rangka mencapai tujuan
3)     Meningkatkan perkembangan tenaga kerja sampai batas kemampuan maksimal masing-masing dan sesuai pula dengan perkembangan cara dan peralatan kerja yang terbaru dan terbaik.64
a.    Pengembangan Peran Serta Masyarakat
suatu lembaga pendidikan tidak akan berhasil dalam pendidikan tanpa dukungan masyarakat. Demikian pula masyarakat, memerlukan lemabga pendidikan guna mewariskan nilai-nilai yang ada dimasyarakat. Hubungan madrasah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara madrasah dan masyarakat dengan maksud meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama dalam usaha memperbaiki madrasah. Madrasah didirikan oleh masyarakat untuk meneladani kepentingan masyarakat. Madrasah berfungsi konservatif, inovatif dan selektif.
Mengingat begitu pentingnya hubungan antara madrasah dengan masyarakat, maka penting direalisir berbagai bentuk dan cara pelaksnaannya. Beberapa bentuk atau cara yang telah dikenal adalah: Open door politics, atau pembinaan kesempatan pada orang tua murid berkunjung ke madrasah untukmembicarakan madrasah khususnya yang terjadi pada anaknya, home visiting atau kunjungan madrasah ke rumah murid, penggunaan resources persons, dan pengadaan serta mengefektifkan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan yang disingkat dengan BP3.
Adapun tujuan dari hubungan madrasah dengan masyarakat banyak sekali, tetapi tujuan pokoknya:
1)      Mengembangkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak-anak
2)      Meningkatkan tujuan dan kualitas kehidupan masyarakat
3)      Mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu pendidikan yng diselenggarakan oleh pemerintah.65



59  Oteng Sutrisna, Administrasi… ,  h. 47.
60 Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta: Bina aksara, 1984), h. 31.
61 Oteng Sutrisna, Administrasi… ,  h. 77.
62 Tim Dosen IKIP jurusan Administrasi Pendidikan, FIP, IKIP, Malang, h. 138-139.
63 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Gunung Agung), h. 165
64 Ibid. ,  h. 67.
65 Ngalim Purwanto, Op.Cit  ,  h. 190
Back To Top