Pesantren salaf pada umumnya sangat sulit untuk mengadakan pembaruan, karena pembaruan dipandang kurang memberikan kontribusi pada kalangan masyarakat secara umumnya. Pesantren salaf lebih bangga berpegang teguh pada tradisi klassik atau tradisional, kebudayan tradisional dipandang tidak memberikan kemudharatan pada ummat manusia dalam kerohanian atau spiritual. Tapi perubahan zaman semakin dinamis, pesantren klasik semakin didesak untuk melakukan pembaruan. Karena pembaruan tidak selamanya mengandung kemudharatan yang sepenuhnya bagi kerohanian ummat Islam sebagaimana pandangan umat Islam pada periode pertengahan (abad 13-18 M)
Untuk itu pembruan kurikulum pesantren harus berorientasi pada peran kurikulum yang bersifat evaluatif, yaitu merenovasi mekanisme yang tidak sesuai dengan tuntutan zaman , dan menggantinya dengan mekanisme yang baru yang sesuai dengan tuntuan zaman, meskipin mekanisme lama akan tetapi sangat relevan dengan tuntukan zaman, sangat perlu pesantren mempertahankannya. Demikian pula bila mekanisme yang baru akan tetapi tidak sesuai dengan tuntutan zaman, disitu diperlukan evaluasi kembali.
Salah satu yang perlu ditekankan bagi kurilum pesantren ialah pengembangan bahasa. Pada umumnya pesantren salaf lebih menekankan kepada bahasa arab untuk memahami dan memperdalam teks-teks al-Qur’an, Hadist dan Kitab klassik. Sementara bahasa yang lain cenderung diabaikan, entah karena keterbatasan metode atau tenaga pendidik, saya tidak bisa memaparkan secara mendetail. Karena keterbatasan pengetahuan data yang saya dapatkan.
Tapi perlu diketahui kunci interaksi pada kehidupan sosial terletak pada bahasa, semakin luas interaksi kita, semakin banyak pula bahasa interaksi yang harus kita pahami. Kata-kata interaksi tersebut mempunyai kandungan makna yang sangt luas, interaksi juga berupa media tulis, elektronik, intrnet, teknologi informasi dan lain lain. Dan corak dari pada interaksi sangat beragam. Untuk memaham i interaksi dengan jelas dan paham, maka diperlukan penguasaan bahasa-bahasa tertentu.
Dengan melihat paparan data di atas, pesantren selaku pendidikan islam yang berorientasi pada kemaslahatan ummat secara umum, melalui jalan dakwah, sangat perlu kiranya untuk membekali santrinya dengan bahasa yang sangat populer pada masa kini. Dari sekian bahasa yan ada didunia, ada empat bahasa yang menempati kedudukan yang tertinggi sebagai bahasa international , yaitu Bahasa Inggris, arab, jepang dan melayu.
Salah satu studi kasus yang saya ketahui pada Pondok Pesantren Alkhoirot Karangsuko Pagelaran Malang. Pesantren ini cukup lama berdiiri, yaitu sekitar 45 tahun. Akan tetapi pesantren ini tidak pernah mengembangkan bahasa intereksi international, orientasi pondok pesantren ini hanya berada pada bahasa arab sebagai alat memahami kitab-kitab klassik, sehingga para alumnusnya kurang begitu menjadi ilmuwan secara Holistik.
Data tersebut dapat saya buktikan ketika saya nyantri di pesantren alkhoirot mulai tahun 2003 sampai sekarang (2012), bahasa inggris dianggap bahasa yang aneh dan sangat sulit untuk dipahami, sebenarnya saya selaku santri senior berusaha untuk menghilangkan paradigma tesebut, dengan cara kursus Bahasa inggris di luar pesantren. Kegiatan kursus tersebut saya lakukan selama delapan bulan. Saya kira waktu delapan bulan sangat cukup untuk memahami bahasa inggris, akan tetapi apa yang saya pelajari selama delapan bulan tidak membuahkan apa-apa. Hal tersebut dapat terjadi pada diri saya, dengan beberapa faktor. Pertama kurangnya interaksi dan komunikasi sehari-hari di pesantren dengan bahasa inggris. Kedua Jauhnya perjalanan yang saya tempuh untuk pergi ke tempat kursus, saya harus berjalan sejauh 1 kilo meter setiap hari, sehingga proses belajar saya terganggu.
Dengan secara tegas saya mengemukakan, perlunya diadakan program bahasa inggris di pondok pesantren Alkhoirot Karangsuko Pagelaran Malang. Kerena santri adalah makhluk sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan memberikan kemanfaatan kepada seluruh ummat. Jika bahasa interaksi santri serba terbatas, maka nilai dakwah santri akan serba terbatas pula.
Sebenarnya kegiatan di pesantren alkhoirot sendiri sangat padat, yaitu mulai subuh pagi sampai pukul 21.00 WIB. Untuk melaksanakan program bahasa inggris saya kira ada waktu antara pukul 21.00 sampai pukul 22.00 WIB. Santri pukul 22.00WIB diwajibkan untuk tidur.
Saya kira bahasa inggris secara metodologi sangat relevan sekali dengan bahasa arab, jadi tidak ada istilah menggangu dengan dilaksanakannya program bahasa inggris dipesantren Alkhoirot Karngsuko Pagelaran Malang. Saya cukup bangga dengan pesantren alkhoriot semakin hari , semakin gencar untuk mengadakan pembaruan, dan saya berharap para sntrinya menjadi ummat yang mewarnai dunia.
Jika memang program bahasa inggris akan diterapkan di pondok pesantren alkhoirot, setidaknya pengasuh mempunyai beberapa persiapan diantaranya, yaitu tenaga pendidik, tenaga pendidik perlu disiapkn secara matang karena pada umumnya santri pesantren alkhoirot sama sekali tidak menguasai bahasa inggris, otomatis pengurus yang ada tidak dapat dipakai untuk membekali para siswanya.
Tag :
Writing Day