Meretas Permasalahan Islam di Dunia

Menjadikan Anak Shaleh dengan Pendidikan

Perkembangan zaman yang semakin modern ini bukan malah menambah etika pemuda lebih baik. Kata-kata yang modern yang seharusnya menambah perkembangan dan pembaruan yang mengarah kepada hal positif ternyata salah dipergunakan. Modern hanya digunakan sebagai alat untuk memenuhi kepuasan secara individu. Hal tersebut berangkat dari pribadi pemuda yang salah pendidikan, terutama dalam masalah teknologi yang sedang merebak pada zaman sekarang ini.

Alat teknologi yang semakin canggih membuat mereka melakukan hal-hal yang dilarang agama dan merusak moral. Sebenarnya teknologi memberikan dampak positif pula bila digunakan untuk kebaikan, akan tetapi pengaruhnya sangat besar. Mungkin kita pernah membaca berita tentang korban dari Facebook, Hp, dan lain-lain.


Untuk mencegah hal tersebut perlunya bagi orang tua mendidik anak dengan baik. Semakin baik pendidikan kedua orang tua, maka semakin baik pula perilaku anak. Karena orang tua adalah orang yang paling utama untuk menentukan perilaku anak  yaitu dengan jalan pendidikan. Sebagaimana Hadist Rasulullah:

كل مولود يولد على فطرة فأبواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه
Artinya: Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan suci, kemudian kedua orang tuanya yang telah menjadikan orang-orang yahudi, nasrani, dan majusi.

Dalam hadist tersebut menyatakan bahwa, kedua orang tua sangat berperan untuk membentuk perilaku anak yaitu dengan jalan pendidikan.  Akan tetapi selama ini seseorang salah mengartikan pendidikan. Pendidikan hanya terletak pada lembaga pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan  tinggi. Dampak dari pada salah pemahaman ini akhirnya menghasilkan pemuda yang tidak mempunyai akhlak dan membuat keonaran dimuka bumi.

Perlu dipahami bersama bahwa pusat pendidikan akhlak berada pada kedua orang tua, karena kedua orang tua tampil sebagai seorang yang paling dekat dengan anak dan berperan besar dalam mempengaruhi perilaku anak, jika kehadiran kedua orang tua jauh dari interaksi sang anak, niscaya perilaku anak akan rusak dan tidak akan terdidik. Mungkin kita bisa melihat nasib anak TKW yang dari semasa kecil yang ditinggal kedua orang tuanya, disitu banyak mengalami kenakalan yang berlebihan karena tidak ada seorangpun yang berperan dalam mendidiknya, atau anak seorang pejabat yang sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Pendidikan di rumah tangga saja tentunya kurang memenuhi standart untuk menciptakan anak yang berpoptensi, karena pendidikan kedua orang tua yang dilakukan di lingkungan rumah tangga lebih tertuju kepada pembentukan akhlak dan budi pekerti, nah untuk membekali anak dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, lebih lanjut kedua orang tua harus menyekolahkan di lembaga pendidikan formal.

Kedua Orang tua dalam menyekolahkan anaknya harus bersifat selektif, dengan artian jangan gampang-gampang memasukkan sang anak terhadap lembaga sekolah tanpa mengetahui kondisi lingkungannya, karena selama ini para pelajar dengan mengikuti proses pendidikan di lembaga formal akhlaknya bukan semakin baik akan tetapi tidak karuan seperti tawuran, balapan, hamil diluar nikah, dan lain-lain. Sebenarnya dalam kasus tersebut lembaga pendidikan formal tidak bersalah apapun, karena tidak ada satu lembaga pendidikanpun yang mengajarkan tentang kumungkaran,  melainkan hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak mendukung. Maka dari itu perlunya bagi orang tua untuk memilih lembaga sekolah yang  ideal, baik dalam segi lingkungan maupun mutu pendidikan.

Mengapa kok perlu sekali bagi orang tua untuk mencetak anak yang shaleh?. Sebagaimana sabda Nabi SAW.
خير ما خلق الإنسان بعده ثلاث: ولد صالح يدعو له, وصدقة تجري يبلغه اجرها وعلم ينتفع به من بعده( رواه ابن حبا عن أبي قتادة)
Artinya:  Amal yang paling baik yang ditinggalkan manusia setelah ia meninggal ada tiga yaitu, anak yang shaleh yang mendo’akan manusia( kedua orang tua ketika sudah meninggal), amal jariyah yang pahalanya selalu sampai ke manusia tersebut, dan ilmu yang diambil manfaat oleh orang lain. (Diriwayatkan dari Ibnu Hibban dari Abi Qotadata)

Dalam hadist tersebut bahwa kehadiran anak yang baik akan memberikan pertolongan kepada orang tua, dengan pertolongan tersebut harapannya kedua oranf tua  diselamatkan dari siksa kubur. Disamping itu anak yang baik dapat membawa kesejahteraan bagi orang tua di dunia, karena anak yang baik selalu akan membantu orang tua dalam kesibukannya dan memberikan pengabdian tanpa imbalan apapun.

Pada hakekatnya mendidik anak yang shaleh adalah untuk kebaikan dirinya sendiri, sebaimana firman Allah SWT.
إن أحسنتم أحسنتم لأنفسكم  وإن أسأتم فلها ( الإسراء : 7)
Artinya:  Jika kamu berbuat baik ( berarti ) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat , maka ( kejahatan ) itu bagi dirimu sendiri ( Al-Isra’: 7)

Ayat tersebut menekankan kepada kita semua untuk berbuat kebaikan, termasuk mendidik  anak yang shaleh, maka dari itu giat-giatlah bagi kedua orang tua mendidik anaknya di lingkungan keluarga dengan penuh pendekatan dan memasukkan kependidikan lembaga pendidikan formal dengan penuh selektif, terutama masalah lingkungan.[]
Tag : Pendidikan
Back To Top