1.Biografi Hasan Basri
Nama lengkapnya Hasan Bin Abil Hasan Al Basri, ia dilahirkan di madinah pada tahun terakhir dari kekhalifaan umar bin khattab pada tahun 21 H. asal keluarganya berasal dari misan, suatu desa yang terletak antara basrah dan wasith. Kemudian mereka pindah ke Madinah.
Ayah hasan Al- Basri adalah seorang budak milik Zaid bin Tsabit sedangkan ,ibunya juga seorang budak milik ummu salamah, istri Nabi muhmmad. Ummu salamah sering mengutus budaknya untuk suatu keperluannya, sehingga hasan seorang anak budaknya sering disusui oleh ummu salamah. Dikisahkan bahwa ummu salamah sebelum islam adalah seorang yang paling sempurna akhlaknya dan pendiriannya sangat teguh, ia juga seorang perempuan yang sangat luas keilmuaannya diantara istri-istri Nabi.
Kemungkinan besar hasan basri menjadi ulama yang sangat populer dan sangat dihormati, dikarenakan atas Barakah susuan ummu salamah yang diberikan ketika Hasan Basri masih kecil.
Pada usia 12 tahun ia sudah hafal al-qur’an , saat usianya 14 tahun hasan bersama keluarganya pindah ke kota Basrah, irak. Semenjak itulah ia dikenal dengan nama Hasan Basri, yaitu Hasan yang bertempat tinggal dikota Basrah. dikala itu basrah merupakan kota keilmuan yang pesat peradabannya, sehingga para Tabi’in yang singgah kesana untuk memperdalam keilmuannya.
Di basrah ia sangat aktif untuk mengikuti perkuliahannya, ia banyak belajar kepada ibnu abbas, dari ibnu abbas ia memperdalam ilmu tafsir, ilmu hadist dan qira’at. Sedangkan ilmu fiqh, bahasa dan sastra didapatkan dari sahabat yang lain.
2. Ajaran Tasawuf Hasan Basri
Abu Nain Al-Ashbahani menyimpulkan pandangan tasawuf Hasan Al-Bashri sebagai berikut, “ takut (khauf) dan pengharapan(raja’) tidak akan dirundung kemuraman dan keluhan ; tidak pernah tidur senang karena selalu mengingat Allah. “pandangan tasawufnya yang lain adalah anjuran kepada setiap orang untuk senantiasa bersedih hati dan takut kalau tidak mampu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Sya’rani pernah berkata, “demikian takutnya, sehingga seakan-akan ia merasa bahwa neraka itu hanya dijadikan untuk ia (Hasan Al-Bashri).
Lebih jauh lagi, Hamka mengemukakan sebagian ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri seperti ini.
- Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik dari pada rasa tentran yang menimbulkan perasaan takut.
- Dunia adalah negeri tempat beramal.barang siapa bertemu dunia dengan perasaanbenci dan zuhud, ia akan berbahagia dan memperoleh faedah darinya. Namun,barang siapa yang bertemu dunia dengan perasaan rindu dan hatinya bertambal dengan dunia, ia akan sengsara dan akan berhadapan dengan penderitaan yang tidak akan ditanggungnya.”
- “tafakur membawa kita pada kebaikan dan selalu berusaha untuk mengerjakannya. Menyesal ataas perbuatan jahat menyebabkan kita bermaksud untuk tidak mengulanginya lagi. Sesuatu yang fana’ betapapun banyakya tidak akan menyamai sesuatu yang baqa betapapun sedikitnya. Waspadalah terhadap negeri yang cepat ating dan pergi serta penuh tipuan.”
- “dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa kali ditinggalkan mati suaminya.”
- “orang yang beriman akan senantiasa berduka cita pada pagi dan sore hari karena berada diantara dua perasaan takut ; takut mengenang dosa yang telah lampau dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal serta bahaya yang akan mengancam.”
- “hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa mengancamnya, dan juga takut akan kiamat yang hendak menagih janjinya.”Banyak duka cita didunia memperteguh semangat amal saleh.”
3.Keteladanan Hasan –Basri
Hasan basri adalah seorang ulama Tabi’in yang sangat mementingkan kehidupan akhirat. Yang patut kita teladani dari kehidupan dari Hasan Basri adalah kezuhudtannya, ia pernah ditanyai tentang masalah pakaian.
Pakaian apa yang paling kamu sukai? Tanya orang-orang “ yang paling tabal, yang paling kasar, yang paling hina menurut pandangan manusia” jawab hasan basri . Dari perkataan inilah dapat kita pahami bahwa hasan basri sangat enggan dari dunia kemewahan apalagi kenyamanan dan tingkah lakunya sangat menjauhkan dari pujian manusia.
Hasan Basri tidak pernah memerintah, memberikan nasihat dan anjuran sebelum ia sendiri melakukan dengan ketulusan hatinya, karena selayaknya seorang yang yang berdakwah dijalan tuhan harus menjadi panutan sesama. Dan ia juga tidak pernah melakukan larangan sebelum ia sendiri menjauhkan terlebih dahulu. Hal tersebut menujukkan bahwa hasan memang penuh ke strategis dalam berdakwah.
Lebih dari itu hasan basri adalah adalah orang yang penyabar dan penuh dengan kebijaksanaan. Hasan basri mempunyai seorang tetangga yang beragama nasrani, diatas rumah Hasan basri oleh oleh tetangga tersebut didirikan kamar kecil, karena rumah Hasan Basri dengannya jadi satu atap. Setiap membuang air kecil selalu menetes ke ruang kamar Hasan Basri, kejadian ini berlangsung bukan hanya berjalan satu bulan atau satu tahun, melainkan 20 tahun. Akan tetapi hasan basri tidak pernah marah-marah dan mempermalahkannya. hasan basri tidak mau membuat kecewa tetangganya . Karena hasan basri mengamalkan Sabda Nabi “ barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir maka muliakannah tetanggnya”. Bahkan Hasan Basri menyuruh kepada istinya untuk meletakkan wadah di kamarnya supaya air kencingnya tertampung dan tidak berceceran.
Ketika hasan basri sakit, salah satu tetangganya mengunjungi beliau ternyata di dalam rumahnya ada wadah yang digunakan untuk menampung kencing, setelah diperiksa wadah yang ada di dalam kamar hasan tersebut, ternyata runtuhan air kencing yang berasal dari atas kamar kecil yang berada di atas rumahnya.
setelah ditanya. Sejak kapan engkau bersabar dengan tetesan air kencing ini? Tannya sitetangga tadi. Hasan Basrti diam saja tidak menjawab, mungkin hasan basri tidak mau membuat tetangganya tidak enak.
Hasan katakanlah dengan jujur sejak kapan engkau bersabar dengan air kencing ini? Jika kau diam saja dan tidak mau berterus terang aku akan merasa tidak enak, Tanya teangga nasrani tadi, akhirnya dengan penuh pemaksaan, hasan basri mau menjawab juga; selama 20 tahun ; jawab hasan basri
mengapa engkau kok diam saja dan tidak mempermasalahkan hal ini? Tanya tetangga tadi . akan tetapi hasan Hasan menjawab “ aku tidak ingin mengecewakan tetangga aku, karena Nabi Muahammad SAW bersabda “barang siapa yang berimana kepada allah dan hari akhir maka mulikanlah tetangganya”
ketika itu pulalah ia masuk islam berbondong-bondong bersama keluarganya. Ternyata hasan basri penuh dengan keteladanan, ia tidak pernah memaksa seseorang untuk masuk islam, akan tetapi yang paling dianjurkan oleh baliau, sikap ramah, lemah lembut, penuh dengan pengertian dan kebijaksanaan yang bisa mengantarkan ketertarikan kepada orang yang diluar islam untuk mengikuti agama islam.
Karamah Hasan Basri
Dikisahkan pada suatu hari ada seorang ulama ahli tafsir yang berkenamaan abu Amr sedang memberikan pengajiannya, tiba-tiba ada seorang pemuda yang datang untuk mengikuti pengajiann Tersebut, Abu Amr sangat terpesona dengan wajah pemuda tadi. Pada saat itulah apa yang dimilki oleh abu amr yaitu ilmu Al-Qur’an telah hilang dari ingatannya
Abu amr dengan penuh gelisah dan penyesalan mengadu kepada kepada sang imam hasan “ setiap kata dan huruf Al-Qur’an telah hilang dari ingtanku” hasan berkata “ sekarang ini musim haji, pergilah ketanah suci dan tunaikanlah ibadah haji. Setelah itu pergilah ke masjid khaif. Disana akan ada seorang yang sangat tua, janganlah engkau langsung menemuinya, tapi tunggulah sampai keasyikan ibadahnya selesai, setelah itu barulah engkau mohon do’a padanya.
Abu amr menuruti perkataan Hasan Basri, setelah berhaji ditanah suci ia pergi ke khaif. ternyata disana ada seorang lelaki tua beserta beberapa orang yang sedang mengelilinginya. tak berjarak beberapa kian muncullah seseorang yang berbaju putih bersih datang kepada sekumpulan orang tersebut, dan berbincang-bincang. Setalah beberapa kemudian pergilah mereka semua, hanya tinggallah orang tua yang hanya sendirian.
Kemuadian Abu Amr menemuinya dan mengucapkan salam. “ dengan nama allah, tolonglah diriku ini, kata abu amr sambil mengangis, kemudian Abu Amr menerangkan tentang apa yang terjadi pada dirinya. Seketika itu ia menengadahkan dan menundukkan kepalanya untuk mendo’akan Abu Amr.
Abu Amr berkata ; ”semua kata dan huruf Al-Qur’an telah kuingat kembali lalu sujud terima kasih kepadanya”
Siapakah yang menyuruhmu untuk datang kepadaku?” tutur orang tua tadi. Abu Amr menjawab; Hasan basri”.
Kalau orang-orang sudah mempunyai imam seperti hasan mengapa masih mencari imam seperti aku? Turur orang tua tadi. Ternyata Hasan telah membuka selubung tentang diriku, sekarang aku akan membuka siapa Hasan basri sebenarnya.
Seorang laki-laki yang berbaju putih yang telah datang kemari setelah shalat ashar tadi, dan orang yang pertama meninggalkan tempat ini, ia adalah Hasan Basri. Setiap hari sesudah shalat ashar ia datang kemari untuk berbincang-bincang denganku, setelah selesai berbincang-bincang denganku ia segera pergi ke Basrah untuk menunaikan shalat maghrib disana. Kalau sudah mempunyai imam seperti hasan basri mengapa masih mencari imam seperti diriku.
Tag :
Tasawuf