Meretas Permasalahan Islam di Dunia

Pengertian Manajemen Pendidikan

Pengertian manajemen secara etimologis, dalam bahasa Inggris “management” yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.

Dapat diketahui bahwa manajemen secara bahasa adalah suatu proses atau usaha dari orang-orang secara kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.[1]

Sedangkan secara terminologi, para ahli mengalami perbedaan pendapat, sesuai dengan latar belakang dan sudut pandang mereka masing-masing. misalnya G.R. Terry dalam bukunya “Principles of management” mengatakan bahwa:

          “Management is a distinct process concisting of planning, organizing, actualing, and controlling performed to ditermine and accomplish stated objektives by the use of human being and other resources”.

          Management merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui manfaat sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya.[2]

Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwasanya managemen berarti merencanakan, menggerakkan serta mengendalikan. Soekarno K. menjelaskan, bahwa sebelum mengungkap masalah manajemen ada faktor lain yang berhubungan erat yaitu admistrasi dan leadership. Administrasi merupakan kulit luar dari manajemen, dan manajemen adalah inti dari administrasi dan inti sarinya adalah leadership. Jadi, baik buruknya manajemen suatu organisasi sangat tergantung pada proses administrasi dan kualitas Leadership.

Dikatakan juga bahwa peranan manajemen adalah sebagi otak dan jantungnya administrasi yang menggerakkan dan menentukan arah serta tujuan dari aktivitas administrasi.

Dale mengutip beberapa pendapat para ahli tentang pengertian manajemen yang pada hakekatnya : Mengelola orang-orang, proses mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan, dan pengambilan keputusan.

Pengertian lain adalah hanya menekankan pdngaturan orang-orang saja seperti pendapat diatas, yaitu kelompok khusus orang-orang yang tugasnya mengarahkan usaha kearah tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas yang lain.       ( L. Yosep Massie, 1973, hal. 4 ). Hal ini senada dengan pendapat SP. Siagian yang menyatakan bahwa suatu aktivitas menggerakkan orang lain, suatu kegiatan memimpin, atas sesuatu yang telah diputuskan terlebih dahulu.[3]

Kedua pendapat ini sama dalam hal menggerakkan orang lain, tetapi berbeda dalam hal apakah manajemen itu, kelompok orang-orang khusus atau merupakan suatu aktvitas.

Pandangan umum menyatakan bahwa manajemen adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk mencapai tujuan. Sumber disini mencakup orang-orang, alat, media, bahan, uang, sarana yang akan diarahkan dan dikordinasikan agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan.[4] 

Pengertian lain menyebutkan bahwa manajemen itu suatu ilmu sekaligus seni seperti yang dinyatakan dalam definisi berikut ini:

         “Manajemen adalah seni dan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu”.[5]

Untuk memahami lebih lanjut pengertian manajemen pendidikan, maka kita juga perlu mempersoalkan pendidikan yang membatasi ruang lingkup aplaid         ( pengertian ) aktivitas manajemen.

Pelaksanaan pendidikan tidak akan terlepas dari tujuan yang dilakukan untuk kepentingan bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan Indonesia tertera dalam TAP MPR II tahun 1993 ialah meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, agar dapat mengembangkan dan menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.[6]

Tujuan pendidikan ini mencakup seluruh aspek individu yang perlu dikembangkan dan ditumbuhkan. Aspek ini meliputi spiritual, kepribadian, pikiran, kemauan, perasaan, keterampilan, dan sosial serta jasmani dan kesehatan yang perlu dikembangkan secara total, sehingga terciptalah manusia Indonesia seutuhnya. Jadi pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia baik di sekolah atau diluar sekolah.

Ahmad D. Marimba mengartikan pendidikan sebagai “ bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si-pendidik tehadap  perkembangan jasmani dan rohani si-terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.[7] Dengan demikian tujuan umum dari usaha kependidikan tidak lain adalah untuk membantu anak-anak mencapai kedewasaan, membantu perkembangan pribadi dan kemampuan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Manajemen pendidikan juga diartikan sebagai : “ Aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat pada usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya”.[8]

Dipilihnya manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksanaannya dan supervisi dengan supervisornya sebagai pelaksana, contoh kepala sekolah bisa berperan sebagai administrator dalam mengemban misi atasannya, sebagai menejer dalam memajukan sumber-sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina guru dalam proses belajar mengajar.

Giegold mengatakan bahwa proses manajemen adalah merupakan aktivitas yang melingkar, mulai dari planing, organizing, actualing sampai controling kemudian kembali lagi pada permulaan.

Dari urain diatas, tujuan pokok mempelajai manajemen pendidikan adalah untuk memperoleh cara, teknik, metode yang sebaik-baiknya dilakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas ( seperti tenaga, dana, fasilitas, personal, material, maupun spiritual ) sangat diperlukan guna mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan produktif



[1] Soekarno K., Dasar-dasar Manajemen, Miswar, Jakarta, Cetakan Ke XV, 1986, hal.4.
[2] Drs. Malayu S.P. Hasibun, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, CV. Haji Mas Agung, Jakarta, mcml XXXIX, hal. 3.
[3] Ibid. hal. 6.
[4] Made Pidarta, Manajmen Pendidikan Indonesia,Bina Aksara,Jakarta, 1988, hal. 4.
[5] Ibid, hal.16-17.
[6] Bahan Penataran dan Bahan Referensi Penataran,Undang-undang Dasar 1945, 1984, hal. 134.
[7] Ahmad D. Marimba,  Pengantar Filsafat Pendidikan, PT. Al-Ma’arif, Bandung, Cet. VI, 1986,  hal.  19
[8] Mad Pidarta, Loc. Cit., hal. 4
Back To Top