Meretas Permasalahan Islam di Dunia

Fungsi dan Tujuan Manajemen Pendidikan

1. Fungsi Manajemen Pendidikan
Manajemen sebagai suatu proses pelaksanaan administrasi dalam suatu instansi, merupakan aktifitas yang continuou ( terus-menerus ) mulai dari perencanaan sampai penilaian. Dalam proses pelaksanaannya manajemen pendidikan mempunyai tugas-tugas yang harus diselesaikan, dalam manajemen kita kenal sebagai fungsi.

Adapun fungsi administrasi antara lain adalah :
a. fungsi organik yaitu semua yang mutlak harus dikerjakan oleh administrator atau manajer.
b. Fungsi pelengkap yaitu semua fungsi meskipun tidak mutlak dijalankan oleh organisasi, sebaiknya dilaksanakan, karena pelaksanaan fungsi itu dengan baik akan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan tujuan yang efisien, ekonomis dan efektif.[1]

Fungsi manajemen dalam hal ini penulis berpijak dari pendapat Prof. Dr. Oteng Sutisna dan Ngalim Purwanto yang membagi fungsi manajemen meliputi :
c. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses rangkain aktifitas untuk menetapkan terlebih dahulu tentang tujuan yang diharapkan atau suatu jangka waktu tertentu atau periode waktu yang telah ditetapkan, serta tahapan-tahapan yang harus  dilalui untuk mencapai tujuan.


Seorang manajer harus melakukan aktifitas-aktifitas dalam perencanaan antara lain: prakiraan ( forecasting ), penetapan tujuan (establishing objective), pemrograman (programming), penjadwalan (scheduling), penganggaran (budgeting), pengembangan prosedur (developping prosedure), penetapan, dan penafsiran kebijakan (establishing and interpriting policies).

Perencanaan pendidikan harus pula memperhatikan azas-azas yang menjamin kualitas, sifat-sifat perencanaan, sumber-sumber perencanaan, dan fungsi perencanaan.
Jadi tanggung jawab perencanaan pendidikan tidak hanya terletak pada
manajer tetapi juga pada kekompakan dari masing-masing yang terkait.

d. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses dan rangkain aktifitas dalam pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian iklim serta fasilitas pekerjaan yang wajar, sehingga mereka bekerja secara efisien.

Agar terkoordinasi dengan baik dalam menyusun kerja sama, maka perlu memperhatikan prinsip-pinsip antara lain:
1. Kesatuan tujuan
2. Kedayagunaan
3. Rentang manajemen
4. Adanya mata rantai berjenjang
5. Tanggung jawab
6. Dwi tunggal wewenang dan tanggungjawab
7. Kesatuan perintah
8. Tingkatan wewenang
9. Pembagian pekerjaan
10.  Kejelasan fungsi
11.  Azas keseimbangan
12.   Keluwesan
13.  Azas kesinambungan
14.  Azas kemudahan kepemimpinan.[2]

a. Mengkordinasikan Kerja
Fungsi koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan dari kegiatan-kegiatan yang terpisah disuatu*organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien.
Tujuan koordinasi adalah menyatukan, integrasi dan sinkronisasi dalam proses manajemen dan berjalan menurut rencana tepat dan efektif.

b. Pengkomunikasian
Komunikasi adalah proses penyaluran informasi, ide, penjelasan, pertanyaan dari orang-orang dan kelompok-kelompok dalam suatu organisasi.

Ada empat alasan yang mengharuskan adanya komunikasi dalam organisasi antara lain:
1. Adanya kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian
2. Memperoleh infomasi
3. Menguatkan keyakinan tentang jalan yang ditempuh oleh organisasi
Mempergunakan wewenang fungsional.[3]

a.                     Pengawasan
Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pelayanan proses manajemen pendidikan, maka diperlukan adanya pengawasan. Tanpa pengawasan akan sulit mengetahui program yang belum dilaksanakan sama sekali. Dengan pengawasan yang seksama dapat ditemukan kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan, kesalahan dalam bekerja untuk menggunakan media  dan sebagainya. Selain itu pengawasan merupakan suatu tindakan pencegahan, tindakan yang bersifat prefentif.[4]

Tindakan pengawasan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.                                            Mengukur perbuatan.
2.                                            Membandingkan perbuatan dengan standart yang ditetapkan dan menetapkan perbedaan jika ada.
3.                                            Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembenahan.

b.                    Evaluasi
Sebagai akhir dari suatu kegiatan, untuk mengetahui berhasil atau tidak, diperlukan adanya penilain atau evaluasi.

Meskipun evaluasi merupakan akhir dari suatu program, namun bukan berarti setelah evaluasi kegiatan akan berakhir. Dengan evaluasi dimungkinkan bisa melahirkan rencana yang lebih sempurna.

1.                  Strategi Manajemen Pendidikan Dalam Mengembangkan Pendidikan
Pengembangan strategi manajemen pendidikan sangatlah penting bagi peningkatan mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi oleh manusia dan semakin kompleksnya kehidupan. Dari sini,maka diperlukan pola-pola dan kiat-kiat manajemen pendidikan supaya dapat menjawab tuntutan tersebut.

Adapun model manajemen telah didefinisikan dalam 10 mega-tren SIKDIKNAS yang kondusif meliputi:
1.                                            Komponen pendidikan dasar
2.                                            Komponen kurikulum
3.                                            Komponen proses belajar
4.                                            Komponen tenaga kependidikan
5.                                            Komponen pendidikan dan latihan
6.                                            Komponen pendidikan tinggi
7.                                            Komponen pendidikan berkelanjutan
8.                                            Komponen pembiayaan pendidikan
9.                                            Komponen disentralisasi dan partisipasi masyarakat
10.                                        Komponen pengelolaan sisdiknas.[5]

Dikatakan oleh Soekarno K. bahwa supaya manajemen dapat mencapai tujuan sebaik-baiknya, sangatlah diperlukan adanya tools ( sarana, alat dan unsur manajemen ). Alat-alat manajemen pendidikan adalah:
1.                                            Men                : Tenaga manusia digerakkan
2.                                            Money            : Dana yang diperlukan untuk mencapainya
3.                                            Methods         : Cara / sistem untuk mencapai tujuan
4.                                            Material          : Bahan-bahan sebagai sumberdaya pendidikan yang mencapai tujuan pendidikan.
5.                                            Machines        : Mesin-mesin yang siperlukan
6.                                            Market            : Pasaran, tempat untuk melempar hasil produksi.[6]

Seorang manajer bertugas memadukan sumber-sumber pendidikan secara keseluruhan dan mengontrol / mengawasi agar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manajemen sebagai suatu sistem harus meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut:
a.                               Manajeman berdasarkan sasaran ( Management by Objective )
Setiap organisasi pada dasarnya mempunyai satu tujuan. Organisasi pendidikan di Indonesia misalnya, mempunyai tujuan pengembangan manusia Indonesia secara total yang dijiwai oleh Pancasila. Organisasi yang memakai pendekatan sistem ini akan mengarahkan pada sumber pendidikannya untuk mencapai tujuan tersebut.



Dari penerapan manajemen berdasarkan sasaran, dapat dipetik manfaat antara lain:
1.                                       tujuan / sasaran yang telah ditentukan bersama membuat pekerjaan lebih efektif dari pada bekerja hanya melaksanakan perintah atasan saja.
2.                                       Adanya kerjasama yang akrab antara personalia dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan baik tugas secara vertikal atau horizontal.
3.                                       Adanya saling terjadi penilaian dan review timbal balik antar manajer dan bawahannya.
4.                                       Dapat membina personalia pendidikan kearah perlakuan positif yaitu: termotivasi, dedikasi tinggi, efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, terkontrol secara obyektif, inisiatif dan kreatifitas dalam mencapai sasaran pendidikan.

b.                              Manajemen pada aspek struktur
Struktur organisasi adalah salah satu sub sistem dari manajemen, maka harus mendapat perhatian yang sama dari manajer. Bagaimana struktur melayani, memberi konstribusi dan dapat diterapkan secara fleksibel dalam mencapain tujuan organisasi pendidikan.
Manajer pendidikan harus responsif terhadap perubahan sehingga dengan cara mengubah atau menyesuaikan struktur organisasinya membentuk struktur baru yang kreatif, sehingga bisa menghasilkan pendidikan yang lebih tepat sesuai  dengan tuntutan zaman.

c.                               Manajemen pada aspek teknik
Menurut Shrode teknik adalah salah satu elemen organisasi yang merupakan dimensi manajemen sistem, dengan tugas mengoptimalkan keputusan-keputusan. Dalam teknologi intruksional, teknik diartikan sebagai media pendidikan berupa telivisi, radio, komputer dan sebagainya. Atau dalam arti luas sebagai suatu cara yang sistematis dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar yang dikaitkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. ( Dep. P dan K, 1981, hal. 2-3 )

d.                              Manajeman Pada Aspek Pesonalia
Personalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Personalia pendidikan meliputi : guru, pegawai, wakil siswa dan alumni, termasuk juga manajer pendidikan yang dipegang oleh guru atau pegawai.
Faktor manajemen personalia sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan pendidikan. Sebab semua sumber pendidikan, dana yang mencukupi, media lengkap, bahan pelajaran tersedia, sarana dan prasarana yang baik, lingkungan belajar kaya, tetapi pelaksana pendidikan tidak berkopetensi dan tidak berdedikasi, maka belum tentu tujuan pendidikan tercapai.

 e. Manajemen Pada Aspek Informasi
                        Informasi merupakan agen untuk menopang kehidupan organisasi. Hal ini befungsi sebagai penghubung  antar bagian organisasi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Diharapkan suatu informasi memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

            a). Integratif
            b). Untuk jangka waktu tertentu
            c). Cukup mendetail
            d). Berorientasi pada masa yang akan datang
            e). Relevan
            f). Sesuai dengan tempat
            g). Tidak melanggar efisiensi kerja.

f. Manajemen pada aspek lingkungan / masyarakat
            Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekeliling proses pendidikan, terdiri dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda mati. Manajemen pendidikan menaruh perhatian pada lingkungan yang berwujud manusia dan masyarakat.

            Hubungan sekolah dengan masyarakat terdapat timbal balik yang sangat menguntungkan. Adapun ruang lingkup hubungan sekolah dan masyarakat mencakup hubungan sebagai beikut:
Hubungan sekolah dengan sekolah lain, hubungan sekolah dengan pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan instansi dan jawatan-jawatan lain seta hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya.[7]

Hubungan kerja sama lembaga dengan masyarakat, mengikuti perubahan lingkungan dengan pendekatan situasional, memungkinkan suatu lembaga tegak berdiri. Sebab ia berada dan hidup bersama masyarakat dan sekaligus menjadi penerang bagi masyarakat. Hal ini harus selalu diusahakan oleh manajer pendidikan.
5.                                       Upaya Manajemen Pendidikan Dalam Pengembangan Pendidikan

a.                                        Aspek Program Pendidikan
Unsur-unsur program pendidikan antara lain: sumber tujuan, kurikulum dan pengajaran, metode pengajaran, dan  evaluasi hasil belajar.
Dalam penyusunan dan penentuan materi pengajaran, terkait dengan faktor lain, misalnya faktor tujuan pendidikan, mampunyai fungsi penting dalam menentukan materi pengajaran serta metode apa yang akan diterapkan. Begitu juga dalam menentukan kurikulum pengajaran yang dapat memberikan arah terhadap proses belajar mengajar.


Dalam pembahasan kurikulum pengajaran, yang perlu diperhatikan adalah:
1.                                                      penyusunan program tahunan
2.                                                      penyusunan jadwal pelajaran
3.                                                      penyusunan tahap-tahap penilaian belajar dan proses belajar mengajar.

b.                                       Aspek Siswa / murid
Dalam mengembangkan kualitas pendidikan aspek ini memegang peranan penting, karena dari siswalah pendidikan dapat diketahui. Pembahasan masalah siswa yang perlu dikaji antara lain:
1.                  Penerimaan siswa baru
Dalam penerimaan siswa baru, ada dua cara yang dipakai: dengan mengadakan test dan didasarkan pada hasil evaluasi akhir / NEM.
2.                  Prestasi belajar siswa
Hasil nilai yang dicapai oleh siswa dicatat secara teratur dan cermat, nilai tersebut dapat dipakai untuk:
1.                  dasar penentu tingkat keberhasilan siswa
2.                  bahan laporan kepada orang tua wali
3.                  informasi bagi guru bimbingan dalam menentukan jenis bimbingan yang perlu diberikan kepada siswa
4.                  bahan dokumentasi, yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh siswa walaupun mereka telah meninggalkan sekolah.[8]
3.                  Disiplin siswa
Disiplin siswa adalah kadar atu derajat kepatuhan siswa terhadap aturan atau ketentuan sekolah. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan disiplin siswa antara lain:
a. Pendekatan negatif yaitu pendekatan yang memakai kekuatan dan kekuasaan untuk menekan siswa. Sangsi yang diberikan pada siswa bertujuan agar siswa jera dan takut melakukan hal yang dilarang sekolah.
b.                        Pendekatan positif yaitu berusaha menciptakan iklim sekolah yang dapat mendorong siswa untuk mematuhi aturan yang ada, atas kemauannya sendiri.
c. Aspek personalia
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan banyak faktor yang mendukung, antara lain tersedianya guru yang berkualitas dan profesional dalam bidangnya, hal ini merupakan tugas admnistrator atau kepala sekolah.
Selain itu diperlukan adanya peningkatan profesi personil, mengingat perkembangan ilmu dan teknologi serta perubahan dalam masyarakat.
d.                  Aspek keuangan sekolah
Pengelolaan keuangangan sekolah perlu mendapat perhatian dari administator mengingat bidang ini sensitif untuk diperjuangkan dan pengelolaan keuangan yang baik sangat menentukan keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas sekolah.
e.                   Aspek hubungan dengan masyarakat
                        Pendidikan siswa bukan hanya tugas sekolah melainkan juga tugas orang tua dan masyarakat. Ketiganya harus seiring, sejalan dan seimbang. Adapun teknik yang dapat dilaksanakan dalam mengadakan hubungan antara sekolah dengan masyarakat antara lain: 
1.                  Laporan kepada orang tua murid
2.                  Majalah sekolah
3.                  Pameran sekolah
4.                  Kunjungan ke sekolah
5.                  Kunjungan ke rumah murid
6.                  Melalui media masa
Laporan tahunan, dll.



[1] Sondang P. Siagian, Filsafat Admonistrasi, Haji Masagung, Jakarta, 1989, hal 102-103
[2] Dja’far Hentinu, administrasi pendidikan, Kopertais Wilayah IV IAIN Sunan Ampel, 1990, hal. 12
[3] Sondang P. Siagian, Op.Cit, hal. 128
[4] M. Moh. Rifai, Administrasi dan Suprvisi Pendidikan, Jemmars, Bandung, 1982, hal. 11
[5] H. A. R. Tilaar, Op. Cit, hal. 182-186

[6] Soekarno, K., Op.Cit, hal. 41- 42
[7] M. Ngalim Purwanto dkk, Administrasi Pendidkan, Mutiara, Jakarta, 1983, Ct. ke-9, hal. 23
[8] Drs. Harbangan Siagian, M.Pd. Administasi Pendidika Sebagai Pendidikan Sistemik, Satya Wacana, hal. 112
Tag : Pendidikan
Back To Top