Setiap
awal pergantian tahun yang dikenal dengan tahun baru, semua kalangan umat Bergama
merayakannya baik umat islam, Kristen, hindu, budha, dan lain-lain dengan berbagai macam ritual. Mereka
melaksanakannya tanpa mengetahui sejarah dibalik tahun baru masehi dan peringantannya
tersebut. Untuk itu perlu kita mengetahui secara mendalam sejarah dari tahun Masehi
tersebut.
Sejarah
Kelender Masehi
Semenjak
abad ke-7 SM orang-orang romawi mmpunyai kalender klasik. Namun kalender ini mangalami kacau
balau dan sering direvisi. Kalender ini mengacu kepada perputaran bulan dan
matahari, dan menempatkan bulan maret sebagai awal tahun.
Kemudian
setelah Caesar Julius dinobatkan penguasa roma, ia mengganti kalender romawi
dengan kalender yang baru. Dalam merancang kalender baru terbaru Caesar dibantu
oleh sosigenes, seorang ahli astronomi dari iskkitariyah yang menyarankan agar
kalender tersebut berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dipraktekkan
oleh orang-orang mesir. Kemudian setelah terbentuk kalender yang baru
dimulailah perayaan tahun baru, konon tahun baru awal mula dilaksanakan pada
tanggal 1 januari 45 SM.
Pada
tahun 44 SM Caesar Mengubah bulan
“Quintilis” dengan namanya yaitu Julius kemudian menjadi Juli. Augustus sebagai
pengganti Caesar Julius mengganti bulan Sextilis dengan namanya kemudian
berubah menjadi bulan Agustus. Kemudian kalender ini digunakan oleh seluruh
eropa pada tahun 1582 M.
Beberapa
alasan dilaksanakannya tahun baru pada 1 Januari adalah
-diambil
dari nama janus, seorang dewa romawi yang mempunyai wajah dua yaitu menghadap
kedepan dan menghadap kebelakang ia penjaga gerbang, sehingga diartikan gerbang
menuju tahun baru.
-Pada
1 januari merupakan musim dingin, sehingga semua aktivitas berhenti dan para
kalangan masyarakat romawi mudah berkumpul untuk menentukan sebuah pemilihan
consul yang baru.
Tahun
Baru Dikalangan Umat Kristen
Sejak
Caesar konstantinus menduduki kekuasaan romawi pada tahun 312 M ia monobatkan
bahwa agama Kristen menjadi agama yang legal bagi romawi kuno. Bahkan pada 27 februari 380 M Caesar theodosius mengeluarkan sebuah
maklumat yang dipublikasikan di konstantinopel yang menyatakan agama Kristen sebagai
agama resmi Negara romawi kuno. Dipertengahan abad ke 5 hingga abad 15 M Kristen
memegang peranan yang sangat penting di Negara romawi hingga Negara-negara
eropa lainnya.
Pada
tahun 15 oktober 1582 M kelender Julian diganti dengan kalender Gregorian. Dinamakan
kalender Gregorian karena dekritnya direkomendasikan oleh paus Gregorius. Pada tahun
1582 M paus gregorius XIII mengubah perayaan tahun baru umat Kristen pada
tanggal 25 maret menjadi 1 januari, hingga kini semua orang dari kalangan umat
beragama seluruh dunia merayakannya
tanpa memandang asal-usul dan nilai dari perayaan tahun baru masehi tersebut.
Tahun
Baru Bagi Umat Islam
Masalah
tahun baru umat islam memiliki tahun tersendiri yaitu tahun baru Hijriyah. Dimana
tahun hijriyah dimulai dari hijrahnya Nabi Muhammad dari mekkah ke madinah. Tentunya
moment tersebut mempunya nilai-nilai religius tersendiri bagi umat islam,
diantaranya membangun semangat untuk menjalani hidup dan membangun akhlak yang
mulia untuk menggapai ridho-Nya.
Tapi
yang salah keprah apa yang dilakukan oleh umat islam saat ini terutama bagi
kalangan pemuda umat islam, berpoyah untuk menikmat pergantian tahun baru masehi tanpa mengetahui asal-usul
dari pada sejarah pelaksanaan tahun baru masehi tersebut. Allah berfirman:
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya
. sesungguhnya pendengaran , penglihatan dan hati , semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya . (Q.S. 17 :36)
Di
atas sudah dijelaskan bahwa perayaan tahun baru masehi merupakan praktek
orang-orang Kristen untuk mensyi’arkan agamanya dan inesiatif orang-orang
romawi untuk membangun peradabannya. Akan tetapi pada kenyataannya tradisi
tersebut diadopsi oleh orang-orang sekuler hingga dibawa keindonesia melalui
paham nasionalisme.
Umat
islam tidak pantas ikut-ikutan orang Kristen didalam mengsyi’arkan agamanya,
bagaimanapun orang-orang Kristen berusaha untuk menghancurkan agama islam dari
berbagai arah, baik peperangan, intelektual, teknologi dan lain-lain.
Sebenarnya
ada beberapa hikmah dibalik tahun baru , dengan catatan terlepas dari konteks syi’ar
agama Kristen. Seharusnya kita sadar
ditahun baru umur kita semakin bertambah, seharusnya kita berkotemplasi
untuk menambah amal ibadah kita, bukan berpoyah-poyah untuk menghabiskan waktu
dan harta secara berlebih-lebihan. Islam melarang menggunakan harta yang berlebihan.
Tag :
Writing Day