Para ahli dalam
mengembangkan kurikulum tidak hanya
berpegang kepada satu teori, akan tetapi mengkombinasikan beberapa teori, yang
sekiranya dapat mencapai tujuan yang direncanakan. Ada beberapa teori yang
biasa digunakan dalam pengembangan kurikulum, di antaranya:
a.
Pendekatan
Subyek akademis
Pendekatan
subyek akademi dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada
sitematisasi disiplin ilmu ,asing-masing.
Setiap ilmu pengetahuan memilki sistematisasi tertentu. Pengembangan kurikulum
subyek akedemis dilakukan dengan cara menetapkan terlebih dahulu mata pelajaran
apa yang harus dipelajari oleh peserta didik, yang diperlukan untuk
pengembangan disiplin ilmu. Misalnya pendidikan
agama islam di sekolah itu memiliki beberapa aspek, yang kalau di madrasah
menjadi bidang studi tersendiri sepertial-Qur’an Hadist, Fiqh, Akdiah Akhlak
dan sejarah Islam. Bahasa mempunyai
sistematisasi tersendiri seperti Nahwu, Sharaf, Muhadatsah, Balaghah dan lain-lain.[1]
b.
Pendekatan
humanitis
Pendekatan
humanitis ini berangkat dari memanusiakan manusia. Penciptaan
konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi human, untuk mempertinggi
harkat manusia merupakan dasar filosofis, dasar teori dasar evaluasi dan dasar
pengembang program kepada peserta didik untuk mengembangkan alat-alat
potensialnya, berbagai potensi dasarnya (fitrah) seoptimal mungkin untuk
difungskan sebagi sarana bagi pemecahan masalah-masalah
kehidupan, kebudayaan, keimanan dan ketakwaan, serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.[2]
c.
Pendekatan
teknologis
Pendekatan
teknolois dalam menyusun kurikulum atau program pendidkan
bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhakn untuk melaksanakan
tugas-tugas atau pekerjaan tertentu. Materi yang diajarkan, kreteria evaluasi
sukses dan strategi belajarnya ditetapkan sesua dengan anlisis tugas(Jon
discription). Rencana dan proses pembelajaran dirancang sedemikian rupa,
sehingga hasilnya dapat dievaluasi dan diukur dengan jelas dan terkontrol.
Dalam menyusun kurikulum, sesungguhnya tidak semua meteri pelajaran dapat
menggunakan pendekatan teknologis, karena sifat-sifat karakter materi pelajaran
itu berbeda. Termasuk dalam pendekatan ini adalah kurikulum berbasis kompetensi
yang kini sedang diterapkan oleh pemerintah.[3]
d.
Pendekatan
rekonstruksi sosial
Dalam menyusun
kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari problem yang dihadapi
dalam masyarakat, untuk selanjutnya dengan memerankan ilmu-ilmu teknologi serta
bekerja secara kooperatif dan kolaboratif akan dicarikan upaya pemecahannya
menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Pendidikan
juga sekaligus menekankan proses pendidikan dan pengalaman belajar. Pendekatan
tersebut berasumsi bahwa manusia adalah makhluk ssoial yang dalam kehidupannya
selalu membutuhkan manusia yang lain, selalu hidup bersama, berinteraksi, dan
bekerja.[4]
Tag :
Pendidikan