Meretas Permasalahan Islam di Dunia

Perpecahan Umat Islam





Umat islam pada masa Nabi Muhammad SAW atau biasa disebut masa pertumbuhan islam  tidak mengalamai perpecahan sama sekali, mereka saling menfasilitasi demi tegaknya agama islam bahkan antara kaum muhajirin dan kaum anshar  dapat menjalin hubungan dengan baik meskipun diantara mereka berbeda etnis, sehingga dengan kekompokan antara Nabi muhammad  selaku pemimpin dan para sahabat, agama islam berhasil ditegakkan dengan baik dengan diresmikannya  fathu mekkah.






Ketika ummat islam sudah mempunyai ideologi (ajaran) yang mapan baik pada masa Nabi Muhammad SAW maupun Khulafa Al-Rasyidin, umat islam dihadapkan masalah dan konflik  yang sangat kompleks, karena umat islam mangalami perkembangan yang sangat pesat baik dalam tataran politik, militer, ekonomi, ideologi, budaya, sosial, dan lain-lain. Konflik tersebut berawal dari masa kekhalifaan Ustman bin Affan yang berlanjut kepada kekhalifaan Ali KWJ yang semakin parah. Pada masa Ali KWJ umat islam tidak hanya saling berselisih saja lebih parah dari itu, mereka saling berpecah belah, sehingga pada masa Ali KWJ Umat islam terpecah menjadi beberapa golongan diantaranya Syi’ah , khawarij, Pengikut setia Muawiyah yang saling mengklaim dirinya sebagai pengeikut ajaran yang paling benar meskipun memakan banyak korban pembunuhan yang berlandaskanpolitik dan  ideologi masing-masing.

Ternyata konflik tidak hanya berhenti pada masa ALI KWJ saja, lebih lanjut konflik tersebut semakin parah lagi ketika Mu’awiyah  menjadi khalifah Dinasti Umayyah dengan merobohkan Ali KWJ dari khalifah. Karena orang-orang syi’ah, khawarij dan golongan Bani Abbas tiada henti-hentinya ingin menggugurkan Mu’awiyah dan penerusnya dari kekuasaan. Atas usaha yang keras   Dinasti Ummayyah yang dipimpin oleh Mu’awiyah yang dilanjutkan keturunannya berhasil digugurkan  oleh Bani Abbasyiah melalui pasukan gabungan Syi’ah, khawarij, mawali( orang non arab).

Ketika Bani Abbasyiah(750M-1250M ) sudah berkuasa umat islam semakin terpecah belah karena pada masa itu tingkat keilmuan mencapai perkembangan yang sangat pesat yang memungkinkan umat islam terpecah belah. Perpecahan tersebut sangat nampak pada masa Al-Ma’mun dengan diberlakukannya Aliran Mu’tazilah sebagai madzhab resmi negara, pembunuhan Al-Hallaj melalui ajaran tasawufnya, perselisihan ulama’ fiqh dan tasawuf, dan lain-lain.

Pada masa pertengahan (1250-1800M) umat islam sangat sedikit mengalami perpecahan karena pada masa ini umat islam mengalami frustasi dan peradaban islam sangat lemah. Umat islam lebih cenderung untuk melakukan meditasi guna memperbaiki spiritual mereka. Dalam kurun waktu yang sangat lama umat islam tenggelam dalam meditasinya, sehingga umat islam hidup dengan tentram dan perpecahan tidak begitu nampak dari pada masa-masa sebelumnya. Pada masa ini sangat berkembang aliran-aliran tarekat tarekat yang berperan untuk menyebarkan ajaran tasawufnya.

Pada abab 18 (1800M) pemikiran umat islam semakin maju dan berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya dengan mengadakan pemikiran pembaruan islam. Dalam pemikiran pembaruan melahirkan beberapa tokoh yang terkemuka yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab(1703-1793), Syah Waliyullah(1703-172M), Sultan Mahmd II (1785-1835M), Muhammad Ali Pasha ( 1765-1849M), At-Tahtawi(1801-1873 M, Jamaludin al-Afgani(1839-1887 M) Muhammad Abduh ( 1849-1905 M), Muhammad Rasyid  Ridha (1865-1935 M), Sayid Ahmad Khan (1817-1898 M), Muhammad Iqbal (1876-1939 M), Kemal Al-Turk dan lain-lain.

Pada abad selanjutnya sekitar abad 19 disusul dengan aliran-aliran baru yang berusaha mengembalikan khilafah islamiyah seperti Ikhawanul Muslim dan Hizbut tahrir.  Akan tetapi meskipun periode pembaruan (modern) ini berusaha untuk mengembalikan kebangkitan umat islam ternyata pada praktek dilapangan umat islam tidak dilepaskan dari konflik yang berujung kepada pembunuhan terhadap sesama muslim dengan cara yang sangat sadis.

Ternyata dari masa pertumbuhan islam (Kekhilafaan Ustman bin Affan) sampai sekarang umat islam tiada henti-hentinya saling konflik yang berujung kepada pembunuhan. Secara garis besar penyebab konflik tersebut adalah karena faktor politik  dan ideologi (konsep ajaran) bertentangan dengan kelompok lain.

Dari dua faktor problem tersebut membuahkan pembunuhan antar umat islam dan klaim takfir. Karena demi menegakkan politik dan mengkokoh ideologi, sehingga peperangan tidak terjadi kepada orang-orang kafir sebagaimana yang dilakukan rasulullah melainkan sasaran perang tertuju kepada umat islam sendiri.

Diantara Peristiwa pembunuhan akibat faktor politik pada masa dinasti umayyah nampak jelas pembunuhan sayyidina husain di karbala, masa dinasti Abbasyiah pembunuhan Abu Muslim Al-Khurasani yang dilakukan oleh Abu Ja’far Al-Mansur akibat kecemburuannya, Pada masa pembaruan lebih para lagi pada pemerintahan kemal Al-Turk dengan digantungnya 15 orang dimuka umum dan 800 orang ditangkap dihukum mati, para ulama banyak menjadi korban demi mempertahankan paham sekularisme.

Hal yang sangat mencolok tentang hukum takfir terhadap sesama muslim adalah ideologi yang dibawa Muhammad bin Abdul Wahab yang berlandaskan pemurnian islam, kelompok ini tidak segan-segan mengklaim orang-orang yang tidak sepaham dengan alirannya, indikasi mereka untuk mengklaim kelompok yang diluar alirannya ialah ketika berbuat bit’ah, tanpa memandang jenis dan macam bit’ah itu sendiri sehingga akibat dari klaim takfir tersebut mereka berhak mengalirkan darah sesama muslim tanpa proses hukum negara yang berlaku. inilah salah satu penyebab umat islam saling membunuh dan menelorkan teroris yang siap mati syahid menurut keyakinan mereka. Begitu juga Paham hizbut tarir dan ikhwanul muslim yang berusaha mengembalikan kekhilafaan juga mengundang banyak masa, sehingga Hasan Al-Banna mati terbunuh.

Perbedaan merupakan proses kehidupan yang sangat alami, dan akan pertumpahan darah jika tidak diseimbangi rasa toleransi. Allah SWT berfirman;
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (49:13)

Sampai kapanpun umat islam akan selalu cecok tiada henti jika setiap kelompok merasa paling benar sendiri dan menyalahkan kelompok yang lain, dan rasa ingin memiliki kekuasaan semakin menonjol.

Salah satu jalan agar sebagai umat manusia tidak mengalami perseteruan dalam perbedaan, umat islam harus tidak saling menyalahkan paham antar golongan satu dengan yang lain. Kesamaan paham sampai kapanpun tidak akan terjadi, karena lain kepala beda pemahaman. Paham-paham pemurnian yang menuntut saling pengkafiran kepada umat yang lain harus segera diminimalisir dan dialihkan kepada rasa saling toleransi.[]


Tag : Writing Day
Back To Top