TARIQAT atau Tariqah merupakan intipati pelajaran Ilmu Tasawuf yang mana dengannya seseorang itu dapat menyucikan dirinya dari segala sifat-sifat yang keji dan menggantikannya dengan sifat-sifat Akhlaq yang terpuji. Ia juga merupakan Batin bagi Syari’at yang mana dengannya seseorang itu dapat memahami hakikat amalan-amalan Salih di dalam Agama Islam.
Ilmu Tariqat juga merupakan suatu jalan yang khusus untuk menuju Ma’rifat dan Haqiqat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ia termasuk dalam Ilmu Mukasyafah dan merupakan Ilmu Batin, Ilmu Keruhanian dan Ilmu Mengenal Diri. Ilmu Keruhanian ini adalah bersumber dari Hadhrat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang diwahyukan kepada Hadhrat Jibrail ‘Alaihissalam dan diwahyukan kepada sekelian Nabi dan Rasul khususnya Para Ulul ‘Azmi dan yang paling khusus dan sempurna adalah kepada Hadhrat Baginda Nabi Besar, Penghulu Sekelian Makhluk, Pemimpin dan Penutup Sekelian Nabi dan Rasul, Baginda Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Alihi Wa Ashabihi Wasallam.
Kemudian ilmu ini dikurniakan secara khusus oleh Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada dua orang Sahabatnya yang unggul iaitu Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq dan Hadhrat Sayyidina ‘Ali Ibni Abi Talib Radhiyallahu ‘Anhuma. Melalui mereka berdualah berkembangnya sekelian Silsilah Tariqat yang muktabar di atas muka bumi sehingga ke hari ini.
Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mengurniakan Ilmu Keruhanian yang khas kepada Hadhrat Salman Al-Farisi Radhiyallahu ‘Anhu.
Di zaman Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, seorang Tabi’in yang bernama Hadhrat Uwais Al-Qarani Radhiyallahu ‘Anhu juga telah menerima limpahan Ilmu Keruhanian dari Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam meskipun dia berada dalam jarak yang jauh dan tidak pernah sampai ke Makkah dan Madinah bertemu Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, sedangkan beliau hidup pada suatu zaman yang sama dengan Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Pada tahun 657 Masihi Hadhrat Uwais Al-Qarani Radhiyallahu ‘Anhu Wa Rahmatullah ‘Alaih telah membangunkan suatu jalan Tariqat yang mencapai ketinggian yang terkenal dengan Nisbat Uwaisiyah yang mana seseorang itu boleh menerima limpahan Keruhanian dari Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan sekelian Para Masyaikh Akabirin meskipun pada jarak dan masa yang jauh.
Di dalam kitab ‘Awariful Ma’arif ada dinyatakan bahawa di zaman Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq dan Hadhrat Sayyidina ‘Ali Ibni Abi Talib Radhiyallahu ‘Anhuma telah menghidupkan perhimpunan jemaah-jemaah dimana upacara Bai’ah dilakukan dan majlis-majlis zikir pun turut diadakan.
Tariqat menurut pengertian bahasa bererti jalan, aliran, cara, garis, kedudukan tokoh terkemuka, keyakinan, mazhab, sistem kepercayaan dan agama. Berasaskan tiga huruf iaitu huruf Ta, Ra dan Qaf. Ada Masyaikh yang menyatakan bahawa huruf Ta bererti Taubat, Ra bererti Redha dan Qaf bererti Qana’ah. Lafaz jamak bagi Tariqat ialah Taraiq atau Turuq yang bererti tenunan dari bulu yang berukuran 4 hingga 8 hasta dan dipertautkan sehelai demi sehelai. Tariqat juga bererti garisan pada sesuatu seperti garis-garis yang terdapat pada telur dan menurut Al-Laits Rahmatullah ‘alaih, Tariqat ialah tiap garis di atas tanah, atau pada jenis-jenis pakaian.
Menurut Harun Nasution menyatakan tarekat berasal dari kata “ Thariqoh” yaitu jalan yang harus ditempuh oleh seorang sufi dalam tujuannya untuk berada didekat tuhan dengan menyucikan diri, pada kelanjutannya membentuk sebuah organisasi. dan setiap tarekat mempunyai syekh, upacara ritual dan bentuk dzkir tersendiri.
Menurut L. massignon, bahwa tarekat mempunyai dua pengertian. Pertama, pendidikan kerohanian yang dilakukan oleh orang-orang yang telah menempuh kehidupan tasawuf, untuk mencapai suatu tingkatan kerohanian, yang disebut maqamat dan ahwal. Pengertian ini menonjol ketika abad 9 dan 10 Masehi
Kedua, tarekat adalah sebuah perkumpulan yang didirikan menurut peraturan sang syekh yang menganut paham aliran tertentu, di perkumpulan itulah sang Syekh mengamalkan aliran yang dianutnya bersama-sama murid-muridnya. Pengertian ini menonjol ketika abad 12 Masehi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tarekat mempunyai dua pengertian. Pertama, tarekat berarti metode dan jalan pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam rangka memdekatkan terhadap Tuhan.
Kedua, perkumpulan persaudaraan para sufi yang membentuk organisasi yang ditandai dengan lembaga tertentu seperti zawiyah, ribath dan Khanaqah.
Sebuah tarekat biasanya terdiri dari penyucian batin, kekeluargaan tarekat, upacara keagamaan, dan kesadaran sosial. Penyucian batin melalui latihan rohani dengan hidup zuhud, menghilangkan sifat-sifat jelek, mengisi sifat terpuji, taat atas perintah agama, menjauhi larangan, taubat atas segala dosa dan muhasabah introspeksi terhadap semua amal pribadi. Kekeluargaan tarekat biasanya terdiri dari syaih tarekat, syaikh mursyid (khalifahnya), mursyid sebagai guru tarekat, murid dan pengikut tarekat, serta ribath (zawiyah) tempat latihan, kitab-kitab, system dan metode zikir. Upacra keagamaan bisa berupa baiat, ijarah atau khirqah, silsilah, latihan-latihan, amalan-amalan tarekat, talqin, wasiat yang diberikan dan dialihkan seorang syaikh tarekat kepada murid-muridnya (Abu Bakar dalam Sri Mulyati,2004: 9).
sejarah dan Perkembangan Tarikat
Peralihan tasawuf yang bersifat personal kepada tarikat sebagai suatu lembaga, tidak terlepas dari perkembangan dan perluasan tasawuf itu sendiri. Dengan semakin luasnya pengaruh tasawuf in, maka makin banyak pula orang yang berhasrat ingin mempelajarinya tasawuf. Untuk itu mereka menemui seorang yang mereka anggap pantas dan layak untuk mengajarinya yaitu seorang mursyid atau guru. Hal inilah yang menimbulkan beberapa aliran tarikat memiliki ciri khas atau perbedaan dalam ajarannya, perbedaan ini karena pengalaman tasawuf setiap mursyid berbeda sehingga yang diajarkannya pun berbeda. Karena para sufi didalam memformulasikan ajarannya menurut pengalamannya sendiri sehingga masig-masing dari tarekat mempunyai khas tersendiri.
Ditinjau dari segi historisnya kapan dan tarikat mana yang mula-mula timbul sebagai suatu lembaga, hal ini sulit diketahui dengan pasti. Tetapi menurut Hamka, Tarikat Thaifuriyah yang timbul pada abad ke 9M di Persia, adalah tarikat yang pertama muncul sebagai suatu lembaga pengajaran tasawuf. Tarikat ini dinisbahkan pada Abu Yazid. Pendapat ini diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa tarikat-tarikat yang timbul di Persia terutama daerah khurasan pada umumnya menganut paham bayazid.
Sejarah islam telah mencatat bahwa tareka, kemuncuannya sejak abad 12 mengalami kemajuan yang sangat pesat, kemungkinan besar umat islam pada kelanjutan abad 12-18 M sebagian besar dipengaruhi oleh terekat. Karena pada umat isalm pada sebelumnya meraih kejayaan akan tetapi krisis moral dan agama, dan pada abad 1258 M kota baqhdat sebagai pusat peradaban islam dihancurkan oleh tentara Tatar. Dengan kehancuran islam itulah orng-orang islam brusaha untuk mengobati krisis moral dan cara meditasi dengan membentuk perkumpulan-perkumpulan. Akan tetapi helenisme mereka keterlaluan sehingga sulit untuk bangkit dari keterpurukan. Akan tetapi disisi lain tarekat inilah yang mempertahankan ajaran agama islam dan menyebarkannya keseluruh belahan dunia. Pada 18 M tarekat mulai mengalami kemunduran, karena atas serangan ideologi para pembaru islam.
Tag :
Tarekat