Meretas Permasalahan Islam di Dunia

Wacana Menerjemah Kitab Klasik


kajian kitab klasik (kitab kuning) di pesantren salaf menjadi bagian keilmuan yang sangat istimewa. Meskipun zaman semakin dinasmis dan serba mengalami perubahan diberbagai sector, kitab klasik masih tetap dipertahankan bahkan menjadi ciri khas utama dari symbol pesantren. Para santri kurang diakui keilmuannya sebelum mendalam kitab klasik, karena inti ajaran islam terletak dalam kitab klassik.

Dalam metode pembelajaran setiap harinya para santri berusaha memberikan makna pada setiap kalimat (Ngesah: Bhs Jawa) dari sang kyai, kemudian sebagian hasilnya disodorkan kepada kyai (metode Sorogan) berupa Review, sehingga para santri terutama dipesantren salaf sangat menonjol dalam keilmuan kitab klassik.

tapi yang saya herankan mengapa di pesantren salaf  jarang sekali yang menganjurkan untuk menerjemah kitab klaasik. Padahal dengan diterjemahkan kitab klasik kedalam bahasa Indonesia maka semakin banyak orang yang paham terhadap ajaran islam itu sendiri. Rata-rata kitab klassik diterjemahkan oleh para mahasiswa perguruan tinggi islam, dari kalangan santri sendiri sangat minim sekali.

Ternyata setelah saya pikir-pikir memang tidak mudah mengalihkan bahasa asing kedalam bahasa kita, melainkan butuh waktu yang sangat panjang dan butuh kesabaran karena memahami tulisan dari bahasa yang berasal dari bahasa kita aja yang sulit untuk dipengerti, apalagi memahami bahasa asing kemudian dipindah kedalam bahasa kita.

Menurut hemat saya agar kita mudah dalam menerjemahkan bahasa arab kedalam bahasa kita, kita harus mendalam apa maksud dari pada kalimat bahasa arab itu sendiri, langkah yang selanjutnya kita harus lebih banyak membaca buku-buku karya ilmiah. Harapannya agar kita mudah menyusun kata-kata yang sistematis (Dzauq). Kita akan kesulitan dalam menyusun kalimat disaat kita sendiri tidak mampu menyusun kalimat dengan benar meskipun kita sudah mengerti apa maksud dan pengertian dalam bahasa arab tersebut (arab).

Sekitar tahun 2007 saya pernah menerjemah sebuah kitab klasik Firqatu Al-Najiah dalam rangka memenuhi tugas dari kyai Zainal Ali Suyuthi( Allahuma Fir lah), ternyata sulitnya sangat luar biasa, letak kesulitannya berada pada makna tiap kalimat,  maksud dari kalimat, dan penyusunan kalimat itu sendiri. Akhirnya saya menemukan jalan untuk mengamati mana yang Subjek, Predikat, objek, keterangan tempat dan keterangan masa.

Bagi teman-teman yang hendak menerjemahkan kitab klassik, saya sarankan agar lebih terbiasa membaca kitab klassik itu sendiri dan membiasakan membaca buku-buku karya ilmiah harapannya agar kita mudah menyusun kalimat yang sistematis terutama yang perlu diamati mana yang Subjek, Predikat, objek, keterangan tempat dan keterangan masa.
Tag : Writing Day
Back To Top