Meretas Permasalahan Islam di Dunia

Penelitian Studi Tokoh

A. Pendahuluan

Studi tokoh merupakan salah satu dari jenis penelitian kualitatif yang dering digunakan untuk menyelesaikan salah satu tugas diperguruan tinggi, baik berbentuk skripsi, tesis dan disertasi. Meskipun sudah lumrah digunakan dalam proses penelitian, buku yang representif tentang studi tokoh masih sangat terbatas. Sehingga dalam pelaksanaan dilapangan mahasiswa sring mangalami krisis metodologi, termasuk makalah ini mengalami keterbatasan sumber yang harus diadopsi. Makalah ini juga hadir apa adanya dan serba sederhana. Sebearnya penelitian tokoh adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data- data dan informasi tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau menghasilkan informasi dan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mencapai suatu pemahaman tentang ketokohan seseorang individu dalam komunitas tertentu dan dalam bidang tertentu, mengungkap pandangan, motivasi, sejarah hidup, dan ambisinya selaku individu melalui pengakuannya. Sebagai jenis penelitian kualitatif, studi tokoh juga menggunakan metode sebagaimana lazimnya dalam penelitian kualitatif, yakni wawancara, observasi, dokumentasi, dan catatan-catatan perjalanan hidup sang tokoh. Sebenarnya sebagai varian metode dan jenis penelitian kualitatif, studi tokoh sangat baik untuk menggali pikiran dan pandangan seorang tokoh dalam bidangnya.

B.Pengertian Penelitian Tokoh

Riset atau penelitian berasal dari bahasa Inggris, research, menurut The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (1961) ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan. Menurut Kerlinger (1986) Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Sedangkan menurut Tuckman penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah, sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Selain itu penelitian didefinisikan sebagai: “Suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah”.

Sedangkan pengertian tokoh adalah seseorang yang terkemuka atau kenamaan dibidangnya, atau seseorang yang memegang peranan penting dalam suatu bidang atau aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat. Seseorang tersebut berasal, dibesarkan, dan dibesarkan dan hidup dalam lingkungan masyarakat tertentu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tokoh adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data-data dan informasi tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau menghasilkan informasi dan pengetahuan. Penelitian tokoh ini sendiri termasuk kedalam salah satu jenis penelitian kualitatif yang berkembang sejak era 1980’an. Sebagai jenis penelitian kualitatif, peneletian tokoh juga menggunakan metode sebagaimana lazimnya dalam penelitian kualitatif, yakni wawancara, observasi, dokumentasi, dan catatan-catatan perjalanan hidup sang tokoh.

C.Kriteria Seorang Tokoh

1. Berhasil di bidangnya Orang yang berhasil adalah oarang yang mencapai tujuan-tujuan tertentu berdasarkan potensi yang dimiliki dan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan bidang yang digelutinya.
2.Mempunyai kekayaan yang monumental karya itu masih dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah bahwa itu merupakan karya sang tokoh
3.Mempunyai pengaruh pada masyarakat Artinya buah pemikiran dan perilakunya memang menjadi rujukan dan panutan oleh masyarakat dalam beraktivitas bagi kehidupan
4. Ketokohannya diakui secara mutawatir. Artinya sebagaina besar mesyarakat memberikan apresiai positif dan mengidolakannya sebagai orang yang pantas menjadi tokoh atau ditokohkan untuk menyelesaikan persoalan. Dengan indikator tersebut maka orng yang layak dijaidkan objek penelitian adalah orang yang populer dimasyarakatnya, minimal bertaraf skala provinsi.

D. Prosedur Studi Tokoh

Salah satu prosedur dalam penelitian studi tokoh adalah Menentukan bidang keilmuan yang akan dikaji. Sebagaimana yang dikatakan oleh mudjia rahardjo, bahwa ada beberapa kesalahan dalam studi tokoh khususnya bagi peneliti pemula, yaitu memilih tokohnya terlebih dahulu. Padahal, yang harus dilakukan oleh peneliti adalah menentukan jenis keilmuan yang akan digali terlebih dahulu kemudian diidentifikasi siapa saja tokoh yang terlibat dalam bidang keilmua tersebut. Untuk langkah yang selanjutnya menentukan tokoh yang paling menonjol. Ukuran ketokohan seseorang adalah banyaknya karya ilmiah yang dihasilkan, pandangan masyarakat secara umum dengan menghimpun informasi sebanyak-banyaknya tentang tokoh tersebut dari berbagai sumber. Setelah data terkumpul, dikaji kelebihan dan kekurangan para tokoh untuk selanjutnya ditentukan yang paling sedikit kekurangannya dan paling banyak kelebihannya. Itulah tokoh yang dipilih.

Karena itu, secara berurutan langkah-langkah metodologisnya sebagai berikut:

1. Menentukan bidang kajian yang menjadi minat peneliti,
2. Bidang yang dipilih merupakan bidang yang paling dikuasai peneliti
3. Membuat daftar siapa saja tokoh atau ilmuwan yang dipandang sebagai ahli di bidang yang akan dikaji
4. Dari sekian banyak tokoh itu dibuat peringkat ketokohannya berdasarkan karya yang ditulis, pandangan orang dan masyarakat luas tentang tokoh tersebut, dan tentu expert judgement peneliti sendiri.
5. Dibuat daftar kelebihan dan kekurangan masing-masing tokoh dalam bidang yang akan dikaji
6. Setelah itu ditentukan tokoh yang dipilih untuk dikaji
7. Untuk menambah wawasan tentang tokoh dimaksud, peneliti melakukan kajian terdahulu tentang siapa saja yang pernah meneliti tokoh tersebut untuk memperolehstate of the arts.
8. Memulai Studi dengan mengumpulkan data.

E. Pengumpulan Data

1. Prosedur pemgumpulan data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitiian studi kasus melalui tiga tahap;

a. Tahap orientasi. Dalam tahap ini peneliti mencari mencari hal-hal yang menarik tentang tokoh yang kan ditelitinya. Dari isini peneliti melakukan fokus studi yang akan diangkat. Dalam menghadapi tokoh yang akan diteliti, peneliti hendaknya bersikap pasif terutama pada pertama orientasi. Peneliti harus harus mengenal karakteristik sang tokoh dan mendalaminya secara berhati-hati.
b. Tahap eksplorasi. Pada tahap ini peneltiian lebih terarah kepada fokus studi. Setelah menentukan fokus studi peneliti mulai melakukan kegiatan lapangan dengan mengumpulkan data sesuai fokus studi.
c. Tahap studi terfokus Pda tahap ini peneliti mulai melakukan studi secara mendalam yang terfokus pada masalah keberhasilan, keunikan, dan karya sang tokoh yang dianggap penting dan mempunyai penegaruh signifikan pada masyarakat.

2. Observasi Menurut Nawawi martini(1991) observasi adalah pengamatan yadan pencatatn secara sistematik terhadap unsure-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Menurut Patton(dalam Poerwandari 1998) menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena:
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif
c. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal karena berbaga sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.

3. Analisis Data
a. Signifikansi Analisis Data
Analisis data pada studi tokoh dilakukan sejak awal penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penyempurnaan proposal atau disain bila dipandang perlu, memudahkan penemuan teori, dan memudahkan penetapan tahap-tahap pengumpulan data berikutnya. Analsis data pada dasarnya merupakan penjabaran data kedalam kategori-kategori dan karakteristik setelah ditelaah secara cermat. Dari analisis tersebut diharapkan dapat ditemukan pokok-poko pemikiran yang sesuai dengan fokus studi Analisis data penelitian kualitatif dalam studi tokoh dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Menemukan atau pola tertentu. Artinya peneltian berusaha menangkap karakter sang tokoh dengan caramenata dan melihatnya berdadarkan dimensi suatu bidang keilmuan, sehingga dapat menemukan pola atau tema tertentu. Misal, seorang melakukan studi tenang tokoh ini pendidikan islam X. Yang dicari adaah pola peranan yang dilakukan tokoh ini dalam melahirkan berbagai pemikiran pendidikan, baik secara teoritik maupun praktis.
b. Mencari hubungan logis antar pemikir sang tokoh dalam berbagai bidang, sehingga dapat ditemukan alasan mengenai pemikir tersebut. Disamping itu peneliti juga berupaya untuk menentukan arti dibalik pemikirann tersebut, berdasrkan kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang mengitarinya.
c. Mengklasifiksikan dalam arti membuat pengelompokan pemikiran sang tookoh sehingga dapat dikelompokkan kedalam berbagai bidang/aspek pendidikan islamyang sesuai bidang menejerial, sosiologis, psikologis, ekonomis,dan sebagainya. Dengan penelompokan semamcam ini, peneliti akan dapat menarik kesimpulan, berdaserkan hasil studi sang tokoh, tentang bidang yang digeluti tokoh tersebut
d. Mencari generasi gagasan yang spesifik. Artinya berdasarkan temuan-temuan spesifik sang tokoh, peneltiti mungkin akand apat menenukan aspek yang dapat digenerelesasikan untuk tokoh-tokh lain yang serupa. .

2. Jenis Analisis Data
a. Analisis domain
Analisis domain adalah analisis yang digunakan untuk mendapatkan gambaran yang bersifat umum dan relatif menyeluruh terhadap fokus studi. Teknik analisis ini sangat relevan untuk dipakai dalam studi yang bersifat eksplorasi. Artinya, analisis hasil studi hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari sanga tokoh, tanpa harus dirinci secara mendatail. Misalnya, studi tokoh tentang Al-Ghazali:filosof, ilmuwan, agamawan, pendidik, bahkan mungkin budayawan adalah bagian dari “predikat atau label” yang melekat pada diri Al-Ghazali.
b. Analisis Taksonomi
Analisi taksonomi adalah nalisis yang tidak hanya berupa penjelajahan umum, melainkan analisi yang meusatkan perhatiannya pada domain tertentu yang sangat berguna untuk menggambarkan fenomena atau masalah. Pada nalisis ini, domain-domain yang dipilih untuk diteliti secara lebih mendalam merupakan fokus studiyang perlu dilacak secara struktural internalinternal masing-masing secara mendalam. Secara kesluruhan pendekatan ini menggunakan “pendekatan non kontras antar elemen” Misalnya, dalam meneliti tidak mendeskripsikan “predikat atau label” yang melekat pada diri Al-Ghazali secara umum, melainkan memilih salah satu domain, kemudia melacaknya dan menjelaskan secara mendalam. Misal, untuk meneltii Al-Ghazali seorang filosof, pelacakan bisa dimulai dari riwayat hidup pendidkan kemudian juga pengalaman spiritual dan inteltualnya yang memeberikan kontribusi pada pembetukan pribadinya sebagaia seorang filosof

c. Analisis komnensial Ananlsis komponensial adalah analisis yang dilakukan yang menggunakan kekontrasan antar unsur domain yang diperoleh melalui pengamatana atu wawancara. Unsur yang ada dalam domain yang kontras akan dippilih dan pilih oleh peneliti dan melanjutkannya akan dicarai ketegori-kategori yang relevan. Domain yang sudah diidentifiaksi pada analisis domain dan kesamaan-kesamaan hubungn internalna yang telah diperoleh dari anlisis tksnomi akan dianalis kekontrasan antar unsurnya pada analisis komponensial. Pada setiap domain tercakup sejumlah elemen atau kategori-kategori dikembangkan oleh hgeegl yaitu tesa, antitesa, dan sintesa. Tokoh-tokoh ini akan tepat digunakan pada tookoh-tokoh yang pemikiran, tulisan, dan tindakannya lebih berbau kontroversial.
1) Penggelaran hasil obeservas dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan berkali-kali digelar dalam lembaran-lembaran yang mudah dibaca. Pada tahapini tidak oerlu dipilih domain dan sub domain yang telah dipilih, tetapi cukup digelara begitu saja, agar mdah dibaca. Data tersebut, kemudian secara langsung diedit secara terbatas.
2) Pemilahan hasil observasi dan wawancara. Pada tahap yang selanjutnya dilakukan memilah hasil wawancara dan observasi. Artinya, hasil wawancara dan observasi tersevut dipilah menurut domain dan sub domain tanpa harus mempersoalkna dari elemen-elemen mana sub domain berasal.
3) Menemukan elemen kontras Pada tahap ini, penelti diharapkan untuk membuat tabel datau matriks yang dipakai untuk mencari dan menempatkn pilahan sub domain yang telah ditemukan adanya elemen kontras. Sebagai contoh, studi tentang al-Ghazali. Dalam penelitian al-Ghazali salah satu domain, misalnya al-Ghazali sebgai seorang filosof. Sebgai seorang filosof Al-Ghazali pernah melarang untuk berfilsafat. Padahal dia pernah menulis kitab filsafat.d ari sini dapat kita lacak mengapa dia melarang orang berfilsafat. Serta mengapa mengapa dia menulit kitab filsafat. Dimana keduanya tampak kontras.

d. Analisis tema kultural Analisis tema kultural adalh nanailis dengnan memahami gjela-gejala yang tampak khas dari sang tokoh serte releansinya dengan budaya masyarakat. Dengan ini fokus studi akan mudah ditemukan bilan tema-tema dapat ditemukan. Analisis ini mencoba mengumpulkan dekian banyak tema, fokus budaya, etos budaya, nilai dan simbol-simbol budaya yang terkonsentrasi pad domain-domain tertentu. Misal peneltian tentang al-ghazali. Mengapa Al-Ghazali terjun dalam dunia filsafat dan banyak menulis kitab filsafat? Hal ini dapt diasumsikan bahwa, pertama: Etos kerja orang arab sangat tinggi. Karena al-Ghaali erada dikomunitas aab, maka karyanya yang banyak itu meruapakan refleksi dari budaya arab saat itu. Asumsi kedua, tulisan mengenai kitab filsafat ini dimaksudkan unntuk memeberikan alternatif pemeikiran baru dalam dunia filsafat,sebab selama itu pemikiran filosof komunitas bangsa arab telah terkontaminasi oleh pemikiran yunani kuno, yan tentu saja tidajk sesuai dengan pemikiran orang arab pada saat itu.

e. Analisis komparasi konstan Analisis ini yang dikonsentrasikan pada deskripsi rinci tentang ciri-ciri data yang terkumpulkan, sebelum berusaha menghasilkan pertanyaan teoritis yang lebih umum. Menurut Glaser dan Stauss tahaoan analisi kontans ada 4, yaitu membandingkan kejaidan pada setiap kategori, menaytukan kategori dan mengidentifikasi konseop-konsep, membatasi teori, mengembangkan teori. Implementasi dari analisi ini dapat dilihat pada, misalnya studi tokoh al-Ghazali sebagaima kerangka berfikir sebelumnya. Dalam studi ini peneliti mengamati dan mencatat berbagai hal penting yang dilakukan oleh Al-Ghazali, kemudian membuat catatan tentang kehidupan al-Ghazali. Dari isni peneliti kemudian memformulasikan pemikiran dan karya al-Ghazali dalam proposisi sehingga dapat ditemukan pada peta pemikiran Al-Ghazalidibidang yan sedang digelutinya, dan “predikat dan label” yang menunjukkan indentitas diri al-Ghazali, apakh sebagai seorang filosof, ilmuwan, agamawan, dan lain- lain.

F. Penngecekan Keabsahan Data Sebagai bagian dari oenelitian kualitatif, studi tokoh harus pula memenuhi persyaratan sebagai suatu discliplined inquery. Sebagaimana penelitian paa umumnya, setiap kegiatan studi tokoh haruslah dilaksanakan untuk memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan, artinya nilai temuannya memang penting atau cukup berarti(meaningful topics, not trivial) (faisal, 1990; 31) Untuk mendukung siknifikansi temuan, maka diperlukan pengecekan pengecekan keabsahan studi. Dalam penelitian kualitatif, termasuk studi tokoh, pengecekan dapat dilakukan dengan empat cara yaitu kreadibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas data. Kempat cara ini dapat digunakan salah satu atau keempatnya secara bersamaan dalam melakukan kegiatan penelitian.
1. Kreadibilitas data

Kreadibilitas data adalah upaya penelitian untuk menjamin keshahihan data dengan mengkonfirmasikan data yang diperoleh kepada subyek penelitian. Tujuannya untuk membuktikan bahwa apa yang ditentukan peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dan sesuai dengan apa yang dilakukan subyek penelitan (Nasution, 1988; 105-108). Kriteria kreadibilitas digunakan untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan peneliti mengandung kebenaran, baik pada pembaca pada umumnya maupun sunyek penelitian (Soegianto; 1989). Untuk menjamin kesahihan data, Lincoln dan Guba (1985) serta Moleong (1990) menyarankan tujuan tehnik pencapaian kreadibilitas data yaitu:
a.. Keikutsertaan yang diperlama (prolonget engagemen), yaitu memperpanjang atau tidak tergesa-gesa dalam mengambil data sebelum tercipta rapport di lapangan. Perpanjangan keikutsertaan ini dapat meningkatka derajat kepercayaan data yang dikumpulkan karena peneliti telah banyak mempelajari pemikiran dan tindakan sang tokoh, sehingga bisa menguji ketidakbenaran informasi, baik yang berasal dari peneliti sendirimaupun dari informan lainnya, serta dapat terbangun kepercayaan antara peneliti dengan subyek penelitian.
b. Melakukan pengamatan dengan tekun(persistent observation), yaitu mengadakan observasi secara intensif terhadap subyek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam tentang aspek-aspek penting dalam kaitannya dengan topic dan focus penelitian. Dalam hal ini, peneliti diharapkan secara sungguh-sungguh, selama jangka waktu tertentu, mengamati subyek penelitian sehingga informasi yang diperoleh bisa semakin “wajar (apa adanya)”, mendalam, dan rinci berkaitan dengan topic penelitian.
c. Triangulasi, yaitu mengecek keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber di luar data sebagai perbandingan. Triangulasi yang dapat digunakan adalah:

1). Triangulasi data, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, data wawancara dengan data dokumentasi, dan data pengamatan dengan data dokumentasi. b. Triangulasi metode , dilakukan dengan dua cara, yaitu
a) Mengecek derajat kepercayaan temuan penelitian dengan beberapa tehnik pengumpulan data.
b) Mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan tehnik yang sama. Dengan dua jenis triangulasi metode ini dimaksud untuk memverivikasi dan memvaliditasi analisis data kualitatif (Patton, 1980; 331). Triangulasi metode tertuju pada kesesuaian antara data yang diperoleh dengan tehnik yang digunakan. Triangulasi penelitian lain, yaitu dengan membandingkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan peneliti lain mengenai tokoh yang mempunyai bidang keahlian yang sama dengan tokoh.
2). Pemeriksaan sejawat (peer debrifing), yaitu dengan mendiskusikan data yang diperoleh dengan berbagi pihak yang berkompeten dalam bidang studi tokoh atau dengan seseorang yang mengenal sang tokoh. Deang kata lain, peneliti melibatkan teman sejawat yang tidak ikut meneliti untuk membicarakan bahkan untuk mengritik segenap proses dan hasil penelitian, sehingga peneliti dapat memperoleh masukan yang bermakna atas kelemahan yang mungkin terjadi dalam penelitian yang dilakukannya.
3). Analisis kasus negatif, digunakan peneliti untuk memantapkan kesimpulan yang dibuat sampai diperoleh kepastian bahwa kesimpulan tersebut berlaku untuk semua sebyek yang rlevan tanpa kecuali. Caranya adalah dengan mencari kasus atau keadaan lain yang bertentangan atau yang mungkin akan menyanggah kebenaran hasil penelitian yang ia lakukan. Apabila terdapat kasus atau bukti yang bertentangan dengan hasil penelitian yang sedang ia lakukan, maka hasil penelitian tersebut perlu dimodifikasi dan dianalisis kembali, sampai ditemukan kesesuaian.

3.Kecuku pan referensial, yaitu melacak kecocokan seluruh hasil analisis data, dan bila semakin cocok satu sama lain dan bisa saling menjelaskan satu sama lain, maka hasil penelitian tersebut akan semakin terpercaya, misalnya film atau video dapat digunakan sebagai alat perekam yang pada saat senggang dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan berbagai kritik, saran dan masukan yang terkumpul. Jadi, bahan-bahan yang tercatat atau terkam dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji data sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Kegiatan ini disebut dengan istikah Referential adequacy checks.

4. Pengecekan anggota, yaitu peneliti berusaha melibatkan untuk mengecek keabsahan data. Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi interpretasi subyek penelitian. Pengcekan dengan informan atau anggota yang terlibat meliput; data, katagori analisis, penafsiran, dan kesimpulan (Moleong, 1990; 181). Informan atau anggota yang terlibat dimanfaatkan untuk memberikan reaksi, dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri, terhadap data yang telah disusun peneliti. Pengecekan anggota dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Banyak kesempatan tersedia untuk mengadakan pengecekan anggota, yaitu setiap hari pada waktu peneliti bergaul dengan para subyek penelitian.

H. Transferabilitas Data Transferabilitas dilakukan dengan memberikan kesempatan pada semua orang untuk membaca laporan penelitian (sementara) yang telah dihasilkan oleh peneliti. Setelah itu, para pembaca tersebut diminta untuk memenilai supstansi peneliti tersebut dalam kaitannya dengan focus penelitian. Bila pembaca memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya mengenai penelitian, maka laporan penelitian tersebut telah memenuhi standar transderabilitas. Satu-satunya cara untuk memenuhi standar tersebut adalah dengan memperkaya deskripsi tentang latar / konteks dari focus penelitian. Inilah yang bisa membantu para pembaca laporan penelitian dalam menganalisis transferabilitas suatu hasil penelitian.

I. Dependabilitas Data Untuk menghindari kesalahan dalam memformulasikan hasil penelitian, maka kumpulan dan interpretasi data yang telah ditulis dikonsultasikan dengan berbagaipihak untuk ikut memeriksa proses studi yang dilakukan peneliti, agar temuan studi dapat diandalkan (dependable) dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai kaidah metode penelitian. Suatu tehnik utama untuk menilai dependalitas data adalah dengan melakukan audit dependabilitas itu sendiri. Ini bisa dilakukan oleh seorang atau beberapa orang auditor yang independen, dengan jalan melakukan review terhadap segenap jejak (track) aktivitas penelitian (sebagaimana yang terekam dalam catatan lapangan, dokumen / arsip lapangan, dan laporan itu sendiri). Jika penilik tak mempunyai dan tak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas penelitinya patut diragukan (Faisal, 1990: 33). J. Konfirmabilitas Data Konfirmabilitas dalam studi tokoh dilakukan bersamaan dengan dependabilitas. Perbedaan keduanya terletak pada orientasi penilaiannya. Konfirmabilitas digunakan untuk menilai hasil (produ k) studi, terutama berkaitan dengan deskripsi temuan studi dan diskkan dependausi hasil studi. Sedangkan dependabilitas digunakan untuk menilai proses penelitian, mulai pengumpulan data sampai pada bentuk laporan yang tersusun secara sistematis. Audit konfirmabilitas dapat dilakukan bersamaan dengan audit dependabilitas. Jika hasil audit tersebut menunjukkan adanya konfirmabilitas, maka hasil penelitian bersangkutan lazimnya juga bisa diterima atau diakui oleh para pembaca. Dengan adanya dependabilitas dan konfirmabilitas ini, diharapkan hasil studi memenuhi standar penelitian kualitatif, yaitu truth value, applicability, consistency, critice dan neutrality. Di samping pengecekan keabsahan data tersebut, untuk memenuhi kualitas hasil studi tokoh, peneliti sepatutnya mempertimbangkan berbagai standar lainnya. Standar dimaksud meliputi:

(1) Harus dilaksanakan dalam kondisiyang sewajar mungkin atau “apa adanya”, tanpa adanya rekayasa atau “pesanan”.
(2) Harus memperlakukan subyek penelitian atau sang tokoh secara wajar dan penuh penghormatan;
(3) Harus menjunjung tinggi perspective emic subtek penelitian;
(4) Setrategi pengambilan informan yang menjadi subyek penelitian haruslah rasional dan dilaporkan secara jelas;
(5) Semua kontradiksi dalam laporan harus dianalisis dan / atau dipecahkan dalam bagian pembahasan hasil penelitian;
(6) Harus jelas bagi pembaca bahwa focus studi dan tokoh yang distudi adalah hasil identifikasi secara induktif;
(7) Laporan penelitian haruslah mencakup baik deskripsi maupun analisis atau sistematis ;
(8) Berbagai perspektif atau kegamdan perspektif , sesuai dengan gandanya pemikiran yang tokoh, haruslah disajikan ketika interpretasi data penelitian;
(9) Bagaimana dan apa yang dilakukan peneliti selaku instrument penelitian juga perlu dijelaskan, sehingga pembaca memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh tentang bagaimana penelitian itu dilakukan;
(10) Laporan penelitian harus ditulis secara baik dan komunikatif, sesuai denga karakteristik sasaran pembacanya. Ketentuan tata tulis dan tata bahasa yang benar juga perlu diperhatikan (Faisal, 1990; 33 )

Back To Top